Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Facebook Akan Hapus Pesan Kebencian pada Perempuan  

Editor

Juli Hantoro

image-gnews
Tim keamanan pengguna Facebook meluncurkan fitur konseling bagi para pengguna yang memiliki kecenderungan mengekspresikan keinginan bunuh diri. AP Photo/Paul Sakuma
Tim keamanan pengguna Facebook meluncurkan fitur konseling bagi para pengguna yang memiliki kecenderungan mengekspresikan keinginan bunuh diri. AP Photo/Paul Sakuma
Iklan

TEMPO.CO, New York - Jejaring sosial Facebook pada Selasa, 28 Mei 2013, mengakui bahwa sistemnya yang berfungsi untuk mengidentifikasi dan menghilangkan pesan kebencian tak bekerja efektif. Pernyataan ini keluar setelah Facebook mendapatkan tekanan dari kelompok feminis yang menginginkan agar situs tersebut melarang akun yang menyebarkan kebencian terhadap perempuan.

Aktivis yang mengirim lebih dari 5.000 surat elektronik ke layanan iklan Facebook dan memunculkan lebih dari 60 ribu cuitan di Twitter itu juga mendorong perusahaan otomotif Nissan dan lebih dari selusin perusahaan kecil lainnya untuk menyatakan mereka akan menarik iklan dari situs tersebut.

Dalam posting-nya di blog, Facebook menyatakan, "Sistem yang bekerja untuk mengidentifikasi dan membuang pesan kebencian telah gagal bekerja seefektif yang kami inginkan, terutama di sekitar isu yang berbasis kebencian gender."

Perusahaan itu menyatakan akan mengevaluasi bagaimana menghadapi konten semacam itu, memperbarui pelatihan untuk para pegawainya, meningkatkan akuntabilitas--termasuk meminta bahwa pengguna memakai identitas riil mereka saat membuat konten itu, dan mengadakan lebih banyak komunikasi langsung dengan kelompok-kelompok perempuan dan entitas lainnya.

Kelompok-kelompok perempuan telah mengajukan keberatan pada Facebook tentang konten yang berisi kebencian terhadap wanita pada masa lalu. Namun tekanan terhadap perusahaan itu meningkat setelah pekan lalu saat aksi kolektif yang dipimpin kelompok Women, Action, and The Media; Laura Bates dari Everyday Sexism Project; dan Soraya Chemaly, seorang penulis dan aktivis, mempublikasikan surat terbuka meminta eksekutif Facebook untuk "melarang pesan kebencian berbasis gender dalam situs mereka."

Surat itu menggarisbawahi halaman Facebook dengan nama seperti "Dengan Kasar Memperkosa Kawan Anda Hanya untuk Tertawaan" dan halaman lain, termasuk gambar grafis perempuan yang dianiaya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kelompok-kelompok aktivis wanita meminta Facebook untuk meningkatkan pelatihan untuk mengenali dan menghapus konten tersebut jika mengandung kata-kata kasar atau ungkapan kebencian. Mereka juga meminta pengguna Facebook untuk menggunakan hashtag (#) agar dapat memberhentikan iklan yang mengandung konten kasar tersebut.

Petisi ini telah didukung hampir 224 ribu orang pada Selasa malam lalu. "Kami berpikir bahwa hal ini merupakan cara yang paling efektif untuk mendapatkan perhatian dari Facebook," kata Jaclyn Friedman, Direktur Eksekutif Women, Action, and The Media.

NYTIMES.COM | ANINDYA LEGIA PUTRI | JULI


Topik Terhangat:

Tarif Baru KRL
| Kisruh Kartu Jakarta Sehat | PKS Vs KPK | Vitalia Sesha | Ahmad Fathanah

Berita Terpopuler:
Jadi Tersangka, Farhat Abbas Dicoret sebagai Caleg
Jokowi Berpeluang Jadi Calon Presiden dari PDIP

Dokter: 'Burung' Muhyi Tak Bisa Disambung Lagi

Bertemu Ganjar, Bibit Teringat Pesan Mega

Cara KPK Sindir Darin Mumtazah

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


CekFakta #256 Langkah Mengecek Transparansi Halaman Media Sosial

9 jam lalu

Logo twitter, facebook dan whatsapp. Istimewa
CekFakta #256 Langkah Mengecek Transparansi Halaman Media Sosial

Menelisik Motivasi di Balik Akun Medsos Penyebar Hoaks Melalui Transparansi Halaman


Cara Menonaktifkan Sementara dan Menghapus Permanen Akun Instagram

14 jam lalu

Logo Instagram. Kredit: TechCrunch
Cara Menonaktifkan Sementara dan Menghapus Permanen Akun Instagram

Terdapat dua pilihan ketika ingin rehat dari Instagram, yakni menonaktifkan sementara dan menghapus akun secara permanen.


Saran Psikolog agar Mental Sehat setelah Libur Panjang

3 hari lalu

Ilustrasi keluarga mengisi liburan sekolah dengan camping di alam. Foto: Freepik.com/Jcomp
Saran Psikolog agar Mental Sehat setelah Libur Panjang

Hindari berbagai jenis kegiatan yang membuat tubuh minim bergerak agar mental tetap sehat usai libur panjang Lebaran.


Kelola Penggunaan Media Sosial agar Tidak Stres dengan Tips Berikut

4 hari lalu

Ilustrasi bermain media sosial. (Unsplash/Leon Seibert)
Kelola Penggunaan Media Sosial agar Tidak Stres dengan Tips Berikut

Berikut beberapa tips untuk meminimalkan dampak penggunaan media sosial terhadap tingkat stres pada peringatan Bulan Kesadaran Stres.


Sederet Fakta Khatib Salat Id di Bantul Singgung Dugaan Kecurangan Pemilu dan Berujung Minta Maaf

5 hari lalu

Ilustrasi salat Idul Fitri. REUTERS
Sederet Fakta Khatib Salat Id di Bantul Singgung Dugaan Kecurangan Pemilu dan Berujung Minta Maaf

Khatib salat Id di Bantul, Yogyakarta, mendadak viral di media sosial karena mengangkat materi dugaan kecurangan Pemilu 2024. Berikut sederet faktanya


BEM UI Kritik Penganiayaan TNI Terhadap Warga Papua, Dibalas Serbuan Tantangan KKN di Wilayah KKB Papua

12 hari lalu

Unggahan BEM UI di Instagram pad 26 Maret 2024. Instagram/bemui_official
BEM UI Kritik Penganiayaan TNI Terhadap Warga Papua, Dibalas Serbuan Tantangan KKN di Wilayah KKB Papua

Ini berawal saat BEM UI mengunggah kritik yang menyoroti kasus penganiayaan warga di Papua oleh aparat.


Mengenal Istilah Viral Mulai dari War Takjil sampai War Tiket

14 hari lalu

Pembeli membeli takjil untuk berbuka puasa pada bulan Ramadan di Jalan Panjang, Jakarta, Selasa, 19 Maret 2024. Pedagang takjil disini menjadi alternatif warga Jakarta dan sekitarnya yang mencari beraneka ragam hidangan berbuka puasa di bulan Ramadan. TEMPO/Fajar Januarta
Mengenal Istilah Viral Mulai dari War Takjil sampai War Tiket

Media sosial sedang diramaikan dengan istilah war takjil, war telur, dan war tiket belakangan ini. Begini maksudnya.


Kenali Ancaman Otak Popcorn, Gangguan Fokus Akibat Sering Main Media Sosial

17 hari lalu

Ilustrasi bermain media sosial. (Unsplash/Leon Seibert)
Kenali Ancaman Otak Popcorn, Gangguan Fokus Akibat Sering Main Media Sosial

Otak popcorn berasal dari sebuah kondisi otak seseorang terus berpikir dari satu pikiran ke pikiran yang lain dalam sekejap seperti biji popcorn.


Konten Kuliner Bermunculan saat Ramadan, Ini Komentar MUI

18 hari lalu

Ilustrasi berbagi foto kuliner di media sosial. Digitalcoco.com
Konten Kuliner Bermunculan saat Ramadan, Ini Komentar MUI

Bolehkah mengunggah konten atau foto-foto makananan dan kuliner saat orang tengah berpuasa Ramadan? SImak penjelasan berikut.


Beberkan Penanganan Kasus Plagiat Safrina, FEB Unair: Ini Bukan Hal Baru

20 hari lalu

Ilustrasi plagiat
Beberkan Penanganan Kasus Plagiat Safrina, FEB Unair: Ini Bukan Hal Baru

FEB Unair menyatakan telah bertindak proaktif dalam kasus plagiarisme atau penjiplakan tugas mata kuliah oleh mahasiswanya yang bernama Safrina.