TEMPO.CO, Jakarta - Tingginya aksi jual asing di tengah melemahnya nilai tukar rupiah membuat indeks masih sulit menguat.
Penguatan terbatas indeks saham di bursa Amerika dan Eropa dalam perdagangan kemarin malam belum mampu menjadi katalis penggerak indeks pagi ini.
Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia pada sesi I perdagangan hari bergerak fluktuatif cenderung melemah. IHSG sempat menguat menyusul rebound yang dialami indeks Nikkei Jepang namun kembali terperosok ke zona merah.
Analis dari PT MNC Securities, Edwin Sebayang, mengatakan sentimen negatif yang bertubi-tubi dari dalam negeri lebih mempengaruhi pergerakan IHSG. "Terutama tingginya aksi jual asing yang mencapai Rp 3,77 triliun di empat hari perdagangan berturut-turut."
Hal ini menunjukkan investor asing tidak terlalu optimis menghadapi IHSG untuk beberapa waktu ke depan terutama memasuki bulan inflasi pada Juni dan Juli. "Di sisi lain, investor juga masih dihantui pelemahan nilai tukar rupiah yang semakin mendekati level 9.900 per dolar," ujar Edwin.
Sementara itu, peluang rebound IHSG masih terbuka. Hal itu seiring ekspektasi bahwa Federal Reserve akan kembali melanjutkan stimulus setelah data klaim pengangguran bulan Mei mengalami kenaikan.
Kepala Riset PT BNI Securities, Norico Gaman, berpendapat peluang rebound juga dimungkinkan oleh posisi indeks yang telah jatuh cukup signifikan kemarin. Diprediksi IHSG hari ini ada potensi menguat terbatas di kisaran 5.125 hingga 5.170. "Disarankan melakukan pembelian selektif pada sahamsaham yang berfundamental bagus," kata Norico.
PDAT | M. AZHAR
Topik Terhangat:
Tarif Baru KRL | Kisruh Kartu Jakarta Sehat | PKS Vs KPK | Vitalia Sesha | Ahmad Fathanah
Berita Terpopuler
Bagikan KJS, Jokowi Disebut Pencitraan
Penulis Surat Pembaca Keberatan Didenda Rp 1 M
Jaksa Sebut Hercules Ancam Polisi