TEMPO.CO, Jakarta - Berkecimpung di dunia yang penuh dengan kekerasan membuat Tito Refra Kei menyadari nyawanya kerap terancam. Adik kandung John Kei ini pun mengandalkan jimat demi menghindarkan dirinya dari bahaya.
Ihwal penggunaan jimat oleh Tito ini terungkap di Majalah Tempo edisi 21 November 2010 dalam tulisan berjudul 'Dari Blowfish ke Ampera'. Saat terjadi bentrokan antara kelompok pemuda Flores dengan kelompok Kei pada September 2010 di depan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jalan Ampera Raya, Tito terkena tembakan.
Posisi pelor yang merobek tubuhnya bukan main-main. Dia terkena tembakan di dada sebelah kirinya, dimana organ jantung berada. Tapi dia selamat. "Peluru hanya tiga milimeter dari jantung saya," kata Tito. Keberuntungan itu diakui Tito berkat jimat yang dimilikinya. Sayang, Tito menolak menyebut seperti apa jimatnya.
Namun rupanya, kesaktian jimat yang dipercaya Tito tak bertuah pada Jumat malam, 31 Mei 2013. Dia tewas seketika saat ditembak orang tak dikenal sekitar pukul 20.00 WIB. Saat itu Tito tengah bermain kartu dengan tiga tetangganya.
Polisi masih menyelidiki kasus ini dan belum bisa memastikan siapa dan apa motif pelaku. Yang jelas, polisi menduga aksi pembunuhan ini berencana. Sebab, saat beraksi pelaku seperti mengetahui seluk-beluk lokasi kediaman adik kandung John Kei tersebut, di Jalan Raya Titian Indah RT 3 RW 11 Kelurahan Kalibaru, Medansatria, Kota Bekasi.
PDAT | AMIRULLAH
Topik terhangat:
Tarif Baru KRL | Kisruh Kartu Jakarta Sehat | PKS Vs KPK | Vitalia Sesha |Fathanah
Berita lainnya:
Jenazah Tito Kei Dilarang Diotopsi
Polisi: Tito Kei Sudah Lama Diincar
Penembak Tito Kei Berjaket Hitam dan Pakai Helm