TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera Tamsil Linrung mengatakan partainya berkukuh akan menolak kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi. "Itu sudah menjadi sikap dari partai kami," kata Tamsil saat dihubungi Tempo, Ahad, 2 Juni 2013.
Menurut Tamsil, kenaikan harga BBM hanya menjadi jalan pintas pemerintah saat alokasi subsidi terus membengkak. Padahal, kata dia, pemerintah sejak beberapa tahun lalu menyatakan akan menyiapkan kebijakan konversi bahan bakar minyak ke gas untuk menekan angka subsidi.
"Tahun lalu juga sudah siapkan dana Rp 250 miliar untuk pertamina membangun kilang minyak, selain itu banyak investor yang berminat seperti dari Arab dan Kuwait. Namun pemerintah selalu beralasan nilai investasinya tinggi dan akhirnya tidak jalan," katanya.
Pemerintah rencananya akan menaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi jenis Solar menjadi Rp5.500 dan jenis Premium Rp6.500. Meskipun kebijakan kenaikan harga minyak sudah menjadi kewenangan pemerintah, namun diperlukan dana Bantuan Langsung Sementara Masyarakat untuk menjaga daya beli sehingga tidak menyebabkan inflasi melambung tinggi.
Dana bantuan itu sendiri diajukan dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2013 ke Dewan Perwakilan Rakyat. Selain mengajukan dana BLSM, pemerintah juga merevisi asumsi makroekonomi seperti tingkat inflasi, pertumbuhan ekonomi, lifting minyak, dan nilai tukar Rupiah.
ANGGA SUKMA WIJAYA