TEMPO.CO, Vancouver - Sebuah penelitian mengemukakan bahwa hiu yang berenang bebas di lautan justru lebih bernilai (secara materi) dibandingkan dengan hiu yang berada dalam menu restoran. Penelitian yang dilakukan oleh Andrés Cisneros-Montemayor, Ph.D.dari Universitas British Columbia (UBC) di Kanada ini merupakan bantuk keprihatinan terhadap maraknya perburuan hiu yang akan diolah menjadi makanan.
“Penelitian ini membandingkan data mengenai banyaknya uang yang dihasilkan setiap tahun dari 70 situs di 45 negara di dunia,” tulis Live Science, Jumat, 31 Mei 2013. Dari hasil pembandingan itu, ternyata lebih banyak uang dihasilkan dari hiu dalam ekowisata (wisata menonton hiu) dibandingkan dengan perdagangan sirip hiu (untuk dimakan)
Saat ini, hiu ekowisata membawa memberikan keuntungan sebesar US$ 314 juta (sekitar Rp 3 triliun) per tahun di seluruh dunia, dan sektor ini diperkirakan akan terus tumbuh. Lonjakan pariwisata hiu sangat jelas terjadi di Karibia dan Australia, kata para peneliti.
"Angka itu diproyeksikan 2 kali lipat dalam 20 tahun ke depan," kata Cisneros-Montemayor pada Live Science. Memang, kini nilai perdagangan hiu mencapai US$ 630 juta (Rp 6 miliar) per tahun. Namun, jumlah ini telah menurun selama 10 sampai 15 tahun, dan akan terus menurun, kata para peneliti.
Sekitar 38 juta hiu dibunuh setiap tahun untuk memenuhi tuntutan industri sirip hiu yang kontroversial. Sirip hiu dibuat sup dan merupakan hidangan yang dianggap lezat di beberapa negara di Asia. Hiu sering dilemparkan kembali ke laut setelah mati karena sirip mereka dipotong.(Baca: Sirip Hiu Beracun)
Namun, ada alasan lain yang lebih penting untuk mempromosikan konservasi hiu selain karena masalah ekonomi, kata Cisneros-Montemayor. Hiu memainkan peran penting dalam ekosistem lautan. "Jika Anda menghapus predator puncak, seperti hiu, Anda mengubah struktur ekosistem itu sendiri," jelasnya. "Ini secara signifikan mengubah ekosistem, dan menempatkan manusia, sebagai bagian dari ekosistem besar dalam bahaya.”
"Hiu mengalami pertumbuhan yang lambat dan menghasilkan sedikit keturunan,” ujar Rashid Sumaila, direktur Pusat Perikanan UBC. "Perlindungan terhadap kehidupan hiu ini, khususnya melalui kawasan perlindungan khusus, bisa mendapatkan keuntungan ekonomi yang lebih luas sembari membantu pulihnya jumlah spesies mereka.”
LIVE SCIENCE | ANINGTIAS JATMIKA
Topik terhangat:
Penembakan Tito Kei | Tarif Baru KRL| Kisruh Kartu Jakarta Sehat | PKS Vs KPK
Berita lainnya:
Wakil Menteri Pendidikan Wiendu Diduga Korupsi
John Kei Hanya Boleh Layat Anak atau Orang Tua
9 Skenario Kiamat Versi Ilmuwan