TEMPO.CO, Surakarta - Barang impor yang membanjiri pasar tradisional di Surakarta sejak Maret 2013 membuat harga kebutuhan pokok turun. Kepala Seksi Distribusi Badan Pusat Statistik Solo Herminawati mengatakan saat ini harga mulai normal.
“Misalnya bawang merah yang sempat mencapai harga Rp 55 ribu, kini menjadi Rp 20 ribu per kilogram. Normalnya sekitar Rp 18 ribu,” ucapnya kepada wartawan, Selasa, 4 Juni 2013. Dia mengatakan barang impor yang paling banyak masuk yaitu bawang merah, bawang putih, dan buah-buahan.
Kepala Badan Pusat Statistik Solo, Bagus Rahmat Susanto, mengatakan Solo mengalami deflasi 0,63 persen pada Mei 2013 sebagai dampak turunnya harga berbagai bahan kebutuhan pokok. Dari data statistik, penurunan harga paling besar terjadi pada bawang putih yaitu 26,72 persen.
Kemudian harga jeruk turun 25,68 persen, bawang merah turun 22,94 persen, tomat sayur turun 12,34 persen, dan nangka muda turun 10,22 persen. “Dari 339 komoditas yang kami survei, 42 komoditas turun harga dan 80 komoditas harganya naik. Sisanya stabil,” ujarnya. Meski jumlah komoditas yang harganya naik lebih banyak, tidak terjadi inflasi karena nilai penurunan harga lebih tinggi.
Bagus mengatakan pada April juga terjadi deflasi 0,26 persen. Tapi secara tahun kalender, inflasi Solo masih tinggi yaitu 2,92 persen hingga Mei 2013. “Pada periode yang sama tahun lalu, angka inflasi hanya 0,74 persen,” katanya. Penyebab inflasi tinggi karena pada Januari-Maret 2013 inflasi di Solo di atas 1 persen. Inflasi tinggi karena saat itu harga kebutuhan pokok naik sebagai akibat kelangkaan pasokan.
Herminawati memperkirakan pada Juni akan terjadi inflasi. Sebab berbarengan dengan liburan sekolah dan menjelang puasa. “Apalagi kalau harga bahan bakar minyak benar-benar naik pada Juni. Pasti akan terjadi inflasi,” ujarnya.
Menurutnya jika harga BBM naik di akhir bulan, maka angka inflasi akan sangat tinggi karena harga kebutuhan pokok langsung ikut naik. “Tapi kalau harga BBM naik di awal atau pertengahan bulan, kemungkinan inflasi bisa diredam. Sebab masih ada waktu mengatasi dampak inflasi,” katanya.
UKKY PRIMARTANTYO