TEMPO.CO, Kupang - Istri Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Frans Lebu Raya, Lusia Adinda Lebu Raya, siap bersaksi di Mahkamah Konstitusi (MK) jika kasus dugaan money politic yang dituduhkan kepadanya diperkarakan ke MK.
"Ibu Lusia siap memberikan penjelasan," kata ketua tim pemenangan pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur NTT Frans Lebu Raya-Beny Litelnony (Frenly), Kristo Blasin kepada wartawan, Rabu, 5 Juni 2013.
Menurut Kristo, PDI Perjuangan sebagai pengusung duet Frenly, siap memberikan dukungan kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU) NTT sebagai pihak yang akan digugat di MK, termasuk menyuplai data-data pendukung.
Kristo bahkan mengatakan, tim hukum pasangan Frenly juga berancang-ancang untuk melakukan gugatan ke MK. Sebab tim sukses Esthon Foenay-Paul Tallo juga melakukan money politic. ’’Kami sedang mengumpulkan bukti dan menyiapkan saksi,” ujarnya.
Berdasarkan hasil rapat pleno KPU NTT berkaitan dengan rekapitulasi suara hasil pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur NTT putaran kedua, pasangan Frenly memenangkan pemilihan, dan mengalahkan duet Esthon Foenay-Paul Tallo.
Namun Partai Gerindra sebagai pengusung pasangan Esthon Foenay-Paul Tallo menolak menandatangani hasil rekapitulasi KPU NTT. Bahkan akan melakukan gugatan ke MK karena terjadi berbagai kecurangan yang dilakukan pihak pasangan Frenly.
Kecurangan-kecurangan tersebut adalah money politic yang dilakukan Lusia Adinda Lebu Raya di Desa Tubuhue, Kecamatan Amanuban Barat, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), sehari sebelum pencoblosan putaran kedua. Dia dituding membagikan uang, dalam jumlah bervariasi, antara Rp 100 ribu hingga Rp 200 ribu per orang.
Kasus tersebut bahkan sudah ditangani Panitia Pengawas Pemili (Panwaslu) TTS. Setelah mengumpulkan alat bukti yang diperkuat foto dan rekaman video, juga keterangan 11 orang saki, Panwaslu melaporkan Lusia Adinda Lebu Raya ke Polres TTS.
Selain money politic, kecurangan lainnya adalah dugaan penggelembungan suara di Kabupaten Sikka dan Sumba Barat Daya.
Lusia Adinda Lebu Raya telah membantah melakukan money politic. Keberadaannya di Desa Tubuhue bukan untuk tujuan kampanye. “Itu kunjungan biasa. Bukan kampanye, dan tidak ada bagi-bagi uang,” ucapnya.
Sebelumnya, Kristo Blasin juga membantah adanya bagi-bagi uang tersebut. "Tidak benar. Saya memang tidak ikut, tapi ada teman yang ikut mengatakan tidak ada bagi-bagi uang," tuturnya.
YOHANES SEO
Topik terhangat:
Penembakan Tito Kei | Tarif Baru KRL | PKS Vs KPK | Ahmad Fathanah
Berita Terpopuler
Jokowi Setuju Ada Wajib Militer
Pendukung Award untuk SBY Mengaku Dibayar US$ 100
Priyo Menyesal Pergi ke Sukamiskin