TEMPO.CO, Jakarta- Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Abraham Samad menyatakan lembaganya tak memberi perlakuan istimewa kepada mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam proses pemeriksaannya. "Tak ada perbedaan treatment," kata dia di kompleks Parlemen Senayan.
Sebelumnya, KPK memeriksa Sri Mulyani secara intensif pada 30 April hingga 2 Juni kemarin di Kedutaan Besar Indonesia, Washington DC, Amerika Serikat serta beberapa pejabat Bank Indonesia yang tersebar di beberapa negara. "Salah satunya pejabat BI yang ada sedang sekolah di Australia, saya tak bisa sebut namanya," ujar Abraham.
Ia menambahkan lembaganya tak pernah memeriksa pejabat BI yang ada di Tokyo. "Tak ada itu," ucapnya. Saat ini, Abraham mengimbuhkan, komisi antirasuah masih memerlukan keterangan beberapa saksi lain dalam kasus dana talangan Bank Century. Namun, ia tak menyebutkan siapa saja saksi lain yang akan diperiksa.
Terkait materi pemeriksaan pejabat BI yang di Australia, Abraham enggan menjelaskannya. "Ranah penyidik yang sifatnya rahasia maka tak boleh dibuka ke publik," ujarnya.
ERWAN HERMAWAN
Topik terhangat:
Penembakan Tito Kei | Tarif Baru KRL | PKS Vs KPK | Ahmad Fathanah
Berita Terpopuler
Jokowi Setuju Ada Wajib Militer
Pendukung Award untuk SBY Mengaku Dibayar US$ 100
Priyo Menyesal Pergi ke Sukamiskin