TEMPO.CO, Jakarta - Melemahnya bursa regional yang diiringi kekhawatiran naiknya inflasi dalam negeri menjadi pemberat indeks.
Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia hari ini melemah 20,39 poin (0,41 persen) ke level 5.001,22. Indeks langsung meluncur ke zona merah menyusul pelemahan di bursa regional.
Analis dari PT BNI Securities, Thendra Crisnanda, mengatakan faktor domestik menjadi pemicu utama kejatuhan indeks. "Ancaman meningkatnya inflasi dan nilai tukar rupiah yang terus melemah membuat investor melakukan aksi jual."
Kepastian dari pemerintah bahwa harga BBM bersubsidi akan dinaikkan bulan ini diyakini akan mendorong kenaikan inflasi di bulan berikutnya. Bahkan beberapa analis menyatakan bisa sampai 7 persen. "Apabila kondisi itu tidak diantisipasi, dikhawatirkan menuntun terjadinya kepanikan jual," Thendra melanjutkan.
Tren indeks saham di bursa global yang sedang melemah ikut menyeret IHSG. Hal itu menyusul spekulasi bahwa Bank Sentral Amerika (the Fed) akan mengevaluasi program stimulusnya senilai US$ 85 miliar per bulan. Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi Cina masih belum memuaskan.
Karena itu, menurut Thendra, Sektor-sektor berorientasi domestik masih memiliki prospek yang cerah di tengah belum pulihnya ekonomi global. Adapun koreksi yang dialami pada saham-saham unggulan di sektor konstruksi, infrastruktur, dan barang konsumsi masih wajar mengingat kenaikan pesat yang dialami apda perdagangan sebelumnya.
Saham yang berpindah tangan hari ini sebanyak 5,9 miliar lembar saham dengan volume Rp 7,6 triliun dengan frekuensi 199,2 ribu kali. Sebanyak 114 saham menguat, 152 saham turun, serta 95 lainnya tidak berubah. Asing mencatat penjualan bersih Rp 584,3 miliar.
PDAT | M. AZHAR