TEMPO.CO , Jakarta:Ekonom Universitas Gadjah Mada, Tony Prasetiantono, menilai kebijakan kenaikan BBM mutlak harus dilakukan untuk mendorong penghematan dan menekan defisit anggaran. Pemberian Bantuan Langsung Sementara untuk Masyarakat (BLSM), kata Tony, juga harus dilakukan sebagai kompensasi yang diberikan bagi masyarakat miskin. "BLSM itu prinsipnya baik karena di situ letak keadilan," katanya ketika dihubungi Tempo di Jakarta, Selasa, 4 Juni 2013.
Tony memprediksi jika BBM tetap naik dan BLSM tidak diberikan maka angka kemiskinan bisa naik lebih dari 2 persen. Tidak diberikannya BLSM, kata Tony, bisa memukul ekonomi karena masyarakat miskin tidak diberikan dana kompensasi yang digunakan untuk beradaptasi dengan kenaikan BBM. Jika skenario ini yang digunakan maka defisit anggaran tentunya bisa ditekan.
Jika BBM jadi naik dan BLSM diberikan, Tony memprediksi angka kemiskinan bisa ditahan. Jika kemiskinan naik pun, kenaikannya berkisar antara 1-2 persen. "Pemberian BLSM bisa menahan kenaikan jumlah orang miskin," katanya. Skenario ini, kata Tony, juga bisa membuat defisit anggaran bisa ditekan. Tapi, Tony memprediksi pengurangan defisit anggaran tidak akan mencapai 1 persen. Ia mengatakan dengan anggaran Rp 40 triliun yang diperoleh pemerintah karena penghematan subsidi BBM, tanggung jawab untuk memberikan BLSM hanya mencapai Rp 17 triliun. "Sisanya mencapai RP 23 triliun, defisit bisa turun tapi penurunan defisit tidak terlalu besar," katanya.
Jika BBM naik tidak sampai Rp 2 ribu, Tony menilai unsur penghematan yang menjadi tujuan pemerintah dalam menaikkan BBM tidak tercapai. Selain itu, dana yang bisa dihemat jika BBM naik tidak sampai Rp 2 ribu terlalu kecil. "Percuma menaikkan BBM jika kurang dari Rp 2 ribu. Dampaknya terhadap anggaran pun terlalu kecil. Paling ideal besaran kenaikan adalah Rp 2 ribu," katanya.
Sebelumnya, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Armida Alisjahbana mengatakan, pemerintah mengusulkan dana kompensasi BBM senilai Rp 29,6 triliun dalam RAPBN Perubahan 2013. Dari dana tersebut, alokasi terbesar senilai Rp 11,6 triliun akan diperuntukkan buat BLSM.
ANANDA TERESIA
Topik terhangat:
Penembakan Tito Kei | Tarif Baru KRL | PKS Vs KPK | Ahmad Fathanah
Berita lainnya:
9 Skenario Kiamat Versi Ilmuwan
3 Menteri Terbaik Ini Bukan dari Parpol
Pendukung Award untuk SBY Mengaku Dibayar US$ 100