TEMPO.CO, Ryadh - Pemerintah Arab Saudi menendang layanan instant messaging terkenal. Viper, Skype dan WhatsApp. Menurut Komisi Komunikasi dan Informasi Teknologi Arab Saudi, tiga layanan ini enggan mematuhi peraturan di negeri minyak itu.
Komisi menginginkan, para penyedia layanan ini membangun server di Saudi agar pemerintah bisa memonitor isi percakapan pengguna. Komisi telah memberi peringatan kepada tiga layanan ini pada Maret lalu. Mereka diberi waktu sepekan untuk memberi jawaban. Namun selama dua bulan, tiga layanan ini cuek dan tak memberi jawaban.
Bisa jadi, pemerintah khawatir gelombang protes sosial Arab Spring yang melanda dunia Arab dua tahun lalu bisa tersulut lagi melalui layanan pesan instan ini. Namun ada juga kemungkinan kepentingan bisnis. Tiga aplikasi ini memang mengancam pendapatan operator dari SMS dan telpon internasional. Maklum, di Saudi banyak ekspatriat dan orang asing naik haji.
Media lokal, mengutip sumber dari kalangan industri melaporkan, ada tuduhan operator seperti Saudi Telecommunications, Mobily dan Zain meminta Komisi Komunikasi dan Informasi Teknologi untuk memberlakukan sensor.
Di negeri tetangga Saudi, seperti Uni Emirat Arab, banyak fitur di Skype dan Viber diblokir. Namun WhatsApp tidak diblokir. Ini menunjukkan ada kepentingan bisnis. Maklum, di WhatsApp, pengguna tak bisa menelpon gratis. Sedangkan di Skype dan Viber, pengguna bisa menggunakannya untuk telpon internasional dengan gratis. Fitur ini mengancam pendapatan operator lokal.
NUR ROCHMI | MASHABLE
Topik terhangat:
Penembakan Tito Kei | Tarif Baru KRL | Kisruh KJS | PKS Membangkang | Fathanah
Berita lainnya:
Para Wanita ini Mengeluh Terlalu Cantik
Ronaldo Tak Perpanjang Kontrak di Madrid
Tiba di Indonesia, Heitinga: Sebuah Momen Khusus
Cara Van Persie Hilangkan Jenuh di Shangri La
Tak Ada Kerak Telur, Ahok Evaluasi Perda PRJ