TEMPO.CO, Sumenep-Para guru di Pulau Masalembu, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, mengeluhkan sejumlah siswanya yang sering bolos sekolah dalam sebulan terakhir. "Bolos bukan karena mereka nakal," kata Farid Ismail, guru sebuah SMA di Pulau Masalembu, saat dihubungi, Rabu 6 Juni 2013.
Para siswa, kata dia, membolos akibat kelangkaan bahan bakar minyak premium. Karena tak ada bensin, motor tak bisa dibawa ke sekolah. Padahal jarak sebagian rumah siswa dan sekolah jauh, ada yang mencapai 10 kilometer sehingga tidak mungkin ditempuh dengan berjalan kaki. "Kalau bensin susah didapat mereka bolos sekolah, angkutan umum juga tak ada di sini," ujarnya.
Keluhan juga diungkapkan Laksono, tokoh pemuda di Masalembu. Selain langka, kata dia, harga bensin di Masalembu saat ini sudah menembus Rp 10 ribu perliter. Dia menduga kelangkaan ini dipicu rencana pemerintah menaikkan harga BBM, sehingga para pengecer "menimbun" bensin demi meraup untung berlipat.
Kondisi ini, kata Laksono, diperparah dengan kebijakan Agen Penyalur Minyak dan Solar (APMS) Masalembu yang lebih mengutamakan menjual bensinnya ke sub agen ketimbang langsung kepada masyarakat. "Di APMS harga bensin Rp 4.500, kalau sudah ke sub agen, bensin dijual Rp 10 ribu," terangnya.
Anggota DPRD Sumenep asal Masalembu, Darul Hasyim menyayangkan kelangkaan BBM tersebut. Menurut dia, langka dan mahalnya harga bensin berdampak langsung pada pendapatan warga Masalembu. "Harus segera dicarikan solusi," ungkapnya singkat.
Sementara itu, Kepala Kantor Energi dan Sumber Daya Mineral Sumenep Abdul Kahir belum bersedia memberikan tanggapan atas langkanya bensin di Pulau Masalembu.
MUSTHOFA BISRI
Terhangat:
Penembakan Tito Kei | Tarif Baru KRL | Kisruh Kartu Jakarta Sehat | PKS Membangkang | Ahmad Fathanah
Baca juga:
Gagal Bungkam Mulut Bambang, Fahri Hamzah WO
Tito Kei Ditembak, Polisi Redam John Kei
Cara Van Persie Hilangkan Jenuh di Shangri La
Kasus Video Mesum, Wakil Bupati Bogor Menghindar