Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pramugari Sriwijaya Air Menangis Cerita Pemukulan

image-gnews
 Nur Febriani didampingi adiknya Shita Destiya (kiri), saat memberikan keterangan kepada wartawan terkait pemukulan terhadap dirinya di Jakarta (7/6). Saat ini Zakaria Umar Hadi ditahan di Mapolsek Pangkalan Baru, Pangkal Pinang, atas dugaan penganiayaan. Tempo/Imam Sukamto
Nur Febriani didampingi adiknya Shita Destiya (kiri), saat memberikan keterangan kepada wartawan terkait pemukulan terhadap dirinya di Jakarta (7/6). Saat ini Zakaria Umar Hadi ditahan di Mapolsek Pangkalan Baru, Pangkal Pinang, atas dugaan penganiayaan. Tempo/Imam Sukamto
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -Pramugari Sriwijaya Air, Nur Febriyani, menggelar jumpa pers di Kemang, Jakarta Selatan, Jumat, 7 Juni 2013. Ketika menceritakan insiden ini, Febby --sapaan Febriyani-- tak bisa menahan air matanya. Dia menangis terisak-isak.

Febby menjadi korban pemukulan Kepala Dinas Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah (BKPMD) Bangka Belitung, Zakaria Umar Hadi, ketika hendak mendarat di Pangkalpinang, Bangka. Zakaria memukul karena tak terima ketika diminta mematikan ponselnya.

Febby mengatakan ponsel Zakaria masih menyala saat ia menegurnya. Itulah kenapa dia menegaskan permintaannya. "Saya lihat keypad ponsel bapak itu masih menyala," ujar Febby. (Baca juga: Kronologi Pemukulan Pramugari Sriwijaya Air)

Proses penerbangan Sriwijaya Air dengan nomor SJ 078 dari Cengkareng menuju Pangkalpinang itu sebenarnya lancar tidak ada masalah. Febby, melihat Zakaria duduk di kursi nomor 12 E, dekat jendela darurat. Sesuai prosedur, sebelum pesawat tinggal landas, rekan Febby melakukan briefing cara membuka jendela darurat untuk penumpang.

Ketika itu, Zakaria pun mendapat teguran dari rekan Febby karena masih mengaktifkan ponsel. "Dua kali ditegur," ucap pramugari yang pada awal kariernya sempat bekerja di Mandala Airlines itu. Dari rekannya, Febby mengetahui bahwa ketika ditegur, Zakaria menyatakan telah mematikan ponselnya, dengan nada keras.

Saat pintu pesawat ditutup, kata Febby, supervisor menyampaikan welcome announcement, termasuk peringatan untuk mematikan ponsel. Ia kemudian melakukan pemeriksaan kabin, termasuk memeriksa penggunaan sabuk pengaman, dan menegur penumpang yang masih mengaktifkan ponsel. Ia menegur beberapa penumpang, dan mereka pun mematikan ponsel yang semula masih menyala.

Febby pun bertemu dengan Zakaria. Menurut dia, kata-katanya sopan dalam memberi teguran. "Saya bilang, "Maaf, tolong matikan hapenya, Pak"," ucapnya. Namun, Zakaria malah menyorongkan ponsel tersebut ke arah Febby dan mengatakan ia telah menonaktifkan ponsel tersebut. Menurut Febby, nada suara Zakaria cukup keras.

Mendapat perlakuan tersebut, Febby bertanya kepada Zakaria. "Maaf, Bapak kenapa kasar? Saya hanya meminta Bapak mematikan hape," kata dia menirukan ucapannya saat itu. Ia menuturkan, saat itu Zakaria masih terlihat marah. Namun Febby tak menyangka kemarahan tersebut berlanjut.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pesawat pun terbang menuju Pangkalpinang. Sesaat sebelum pendaratan, Febby berada di bagian belakang pesawat untuk melakukan persiapan. Ia tak menyangka kemarahan Zakaria ternyata belum mereda. Menurut Febby, Zakaria turun di urutan terakhir dibanding para penumpang lainnya. Ketika itu, Zakaria sengaja mendatangi Febby.

"Dia bilang, "Jangan kasar kamu, lain kali sopan!" dan tahu-tahu Bapak itu pukul pipi saya," kata Febby. Dipukul seperti itu, Febby berusaha lari untuk memanggil kapten pilot, tapi Zakaria malah menahan tubuhnya dan memberi pukulan kedua dengan lebih kencang di telinga kiri. (Pramugari Sriwijaya Air Dipukul Pejabat Daerah)

Setelah mendapat pukulan kedua, Febby  berlari menjangkau interphone yang berjarak 1,5 - 2 meter dari tempatnya. Setelah mendengar pengaduannya, kapten pilot dibantu sejumlah penumpang, kata Febby, mengejar serta berusaha menangkap Zakaria. Namun kemarahan Zakaria justru menjadi-jadi.

"Saya ini penumpang, raja, saya beli tiket pakai uang, biar kapok dia," ucap Febby menirukan perkataan Zakaria. Kru sempat berencana menyelesaikan persoalan tersebut di kantor Sriwijaya cabang Bandara Pangkalpinang. Namun saat itu kantor sudah kosong. Febby akhirnya melapor ke kantor polisi setempat serta diperiksa hingga pukul 01.20. Setelah itu, ia menjalani visum.

MARIA YUNIAR


Topik terhangat:

Tarif Baru KRL | Kisruh Kartu Jakarta Sehat | PKS Membangkang | Ahmad Fathanah

Berita terkait:
Wakil Gubernur Bujuk Damai Pramugari Sriwijaya Air

Asosiasi Penumpang: Pemukul Petugas KRL Ditindak

Pramugari Sriwijaya Air Sepupu Indra Bekti

Dasar Pramugari Larang Pakai Ponsel dalam Pesawat

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Cerita di Balik Penemuan Jasad Pegawai Honorer Kementerian Terkubur di dalam Rumah di Bandung

1 hari lalu

Rumah korban Didi Hartanto usai dilakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di Perumahan Bumi Citra Indah, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Selasa, 16 April 2024. ANTARA/Rubby Jovan
Cerita di Balik Penemuan Jasad Pegawai Honorer Kementerian Terkubur di dalam Rumah di Bandung

Seorang pegawai honorer kementerian berusia 42 tahun dilaporkan hilang sejak 30 Maret 2024 lalu. Jasadnya ditemukan terkubur di dalam rumahnya.


Polisi Ungkap Pembunuhan Wanita Enam Tahun Lalu di Makassar, Pelaku Suami Sendiri

4 hari lalu

Kapolda Sulsel Irjen Andi Rian R Djajadi (tengah) didampingi Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Mokh Ngajib menjawab pertanyaan wartawaan saat dilokasi kejadian pembunuhan di Jalan Kandea II, Kecamatan Bontoala, Makassar, Sulawesi Selatan, Ahad, 14 April 2024. Foto: ANTARA/Darwin Fatir.
Polisi Ungkap Pembunuhan Wanita Enam Tahun Lalu di Makassar, Pelaku Suami Sendiri

Polres Makassar mengungkap kasus pembunuhan seorang ibu rumah tangga berinisial J, 35 tahun, yang terjadi pada enam tahun lalu


Kasus 3 Anggota TNI Aniaya Jurnalis di Maluku Utara, Danlanal Ternate: Copot Jabatan juga Sanksi

9 hari lalu

Ilustrasi penganiayaan. siascarr.com
Kasus 3 Anggota TNI Aniaya Jurnalis di Maluku Utara, Danlanal Ternate: Copot Jabatan juga Sanksi

Jurnalis itu dianiaya tiga anggota TNI AL setelah memberitakan penangkapan kapal bermuatan bahan bakar minyak jenis Dexlite.


Kasus 3 Tentara Aniaya Jurnalis, TNI AL Ternate: yang Paling Bertanggung Jawab Komandan

10 hari lalu

(Dari kanan ke kiri) Erick Tandjung Ketua Bidang Advokasi AJI Erick Tanjung, Anggota Dewan Pers Arif Zulkifli, Ketua Dewan Pers Ninik Rahayu, dan Tenaga Ahli Hukum Dewan Pers Hendrayana, dalam Konferensi Pers untuk merespon kasus penganiayaan seorang wartawan oleh tiga angota TNI-AL Posal Panamboang, di Halmahera Selatan, Maluku Utara pada Kamis, 28 Maret 2024. Konpers digelar di Gedung Dewan Pers, Gambir, Jakarta Pusat pada Senin, 1 April 2024. TEMPO/Adinda Jasmine
Kasus 3 Tentara Aniaya Jurnalis, TNI AL Ternate: yang Paling Bertanggung Jawab Komandan

Komandan Pangkalan TNI AL Ternate Letkol Ridwan Aziz menanggapi kasus penganiayaan seorang jurnalis di Halmahera Selatan, Maluku Utara, Sukandi Ali.


Penganiayaan Jurnalis oleh 3 Anggota TNI AL Dipicu Berita Penangkapan Kapal Pengangkut Minyak Milik Ditpolairud Polda Malut

11 hari lalu

Ilustrasi penganiayaan
Penganiayaan Jurnalis oleh 3 Anggota TNI AL Dipicu Berita Penangkapan Kapal Pengangkut Minyak Milik Ditpolairud Polda Malut

Direktur Polairud Polda Malut membantah bahwa kapal pengangkut minyak milik mereka ditangkap KRI milik TNI AL. Berbuntut penganiayaan jurnalis.


Pedagang Bensin Eceran di Bintaro Dibacok di Jalan, Diduga Persaingan Bisnis

12 hari lalu

Seorang pedagang bensin eceran menjadi korban pembacokan di wilayah Bintaro, Kota Tangerang Selatan, Jumat dini hari, 5 April 2024. (Dok Polsek Pondok Aren)
Pedagang Bensin Eceran di Bintaro Dibacok di Jalan, Diduga Persaingan Bisnis

Kapolsek memastikan polisi telah mengantongi identitas pelaku pembacokan di Bintaro Sektor 9 itu.


Polisi Tangkap Tersangka Penganiayaan Anggota TNI di Bantargebang saat Naik Bus Tujuan Palembang

14 hari lalu

Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya menggelar konferensi pers tentang penyiksaan anggota TNI hingga meninggal dunia di Bantargebang, Kota Bekasi. Tersangka, Aria Wira Raja alias AWR, mengenakan baju tahanan, tampak tertunduk di belakang. TEMPO/Han Revanda Putra.
Polisi Tangkap Tersangka Penganiayaan Anggota TNI di Bantargebang saat Naik Bus Tujuan Palembang

Aria Wira Raja tersangka penganiayaan anggota TNI hingga tewas di Bantargebang ditangkap saat hendak pulang ke Palembang.


Culik dan Aniaya Maling Motor di Binjai, 6 Prajurit TNI Dituntut 6 Bulan Penjara

15 hari lalu

Enam prajurit TNI dari Batalyon Infanteri 100/PS yang didakwa menganiaya Sures, dituntut tujuh dan enam bulan penjara di Pengadilan Militer I-02 Medan. Foto: Istimewa
Culik dan Aniaya Maling Motor di Binjai, 6 Prajurit TNI Dituntut 6 Bulan Penjara

Perkara penganiayaan ini bermula dari video viral Sures yang mengaku diculik dan dianiaya enam prajurit TNI dari Yonif Raider 100/PS.


Ketua LPM di Depok Laporkan Dugaan Penganiayaan oleh Pasutri Polisi, Korban Developer Nakal

16 hari lalu

Ketua LPM Kelurahan Bedahan Depok Rizal Antoni melaporkan dugaan penganiayaan oleh oknum polisi, Selasa, 2 April 2024. TEMPO/Ricky Juliansyah
Ketua LPM di Depok Laporkan Dugaan Penganiayaan oleh Pasutri Polisi, Korban Developer Nakal

Selain menganiaya Ketua LPM Bedahan Depok tersebut pasutri itu diduga juga memukul karyawan dan mengintimidasi istri Rizal.


KKJ Desak KSAL Adili 3 Anggota TNI AL Pelaku Kekerasan terhadap Jurnalis di Maluku Utara

17 hari lalu

Ilustrasi pasukan TNI AL. ANTARA/Yusran Uccang
KKJ Desak KSAL Adili 3 Anggota TNI AL Pelaku Kekerasan terhadap Jurnalis di Maluku Utara

Tiba di pos, anggota TNI AL menginterogasi Sukandi soal berita yang dibuatnya.