TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo berniat mengevaluasi penyelenggaraan Pekan Raya Jakarta yang biasanya diselenggarakan di Kemayoran, Jakarta Pusat. Ia menilai, penyelenggaraan PRJ yang menjadi bagian dari perayaan hari ulang tahun kota Jakarta, telah mengkhianati roh atau semangat awal yaitu untuk rakyat Jakarta.
"Ini harus dikembalikan ke rakyat," kata Jokowi saat ditemui di Pelabuhan Tanjung Priuk, Jumat, 7 Juni 2013.
Menurut mantan Wali Kota Surakarta ini, penyelanggaraan PRJ selama ini semakin ke arah pameran dagang. Seharusnya PRJ justru menjadi pekan raya masyarakat yang isinya didominasi industri-industri kecil berbasis budaya.
Hingga saat ini, Pemerintah DKI Jakarta belum sampai pada kesimpulan atau sikap pasti, termasuk kemungkinan untuk mencabut saham atau relokasi PRJ ke kawasan Monumen Nasional. Menurut Jokowi, pemerintah daerah masih berfokus mengembalikan konsep PRJ ke semangat awal. "Rohnya adalah ini pedta rakyat. Jadi rakyat harus menikmati," kata dia.
Perihal harga tiket yang mahal, Jokowi mengaku tidak memiliki daya untuk mengubah. Ia menyatakan, selama ini PRJ dikelola dengan kebijakan swasta termasuk penentuan harga tiket masuk.
Penyelenggaraan PRJ tahun ini sudah dimulai sejak kemarin. PRJ dengan konsep yang hampir sama dengan tahun lalu, kembali menghadirkan ratusan gerai produsen. Pengelola hanya mengalokasikan 40 persen gerai untuk usaha mikro, kecil, dan menengah. Sisanya swasta besar. Harga tiketnya terbilang mahal yakni Rp 30 ribu per orang.
FRANSISCO ROSARIANS
Topik terhangat:
Penembakan Tito Kei | Tarif Baru KRL | Kisruh KJS | PKS Membangkang | Fathanah
Berita lainnya:
Pramugari Sriwijaya Air Dipukul Pejabat Daerah
Ada Makhluk Lain Saat Syuting Film Nyai Roro Kidul
4 Indikasi Priyo Terlibat Proyek Kementerian Agama