Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

NSA Kumpulkan Catatan Telepon Pelanggan Verizon AS

Editor

Abdul Manan

image-gnews
Markas Besar agen keamanan Amerika, National Security Agency (NSA) di Fort Meade, Maryland. wikimedia.com
Markas Besar agen keamanan Amerika, National Security Agency (NSA) di Fort Meade, Maryland. wikimedia.com
Iklan

TEMPO.CO, London -  Agensi penyadapan Amerika Serikat, National Security Agency (NSA), mengumpulkan catatan telepon jutaan pelanggan Verizon dengan dasar hukum perintah pengadilan rahasia yang dikeluarkan pada bulan April. Verizon adalah salah satu operator telekomunikasi terbesar di Amerika Serikat.

Perintah pengadilan itu, yang salinan dokumennya diperoleh Guardian dan diterbitkan Kamis 6 Juni 2013, mensyaratkan Verizon memberikan informasi kepada NSA atas semua panggilan telepon di dalam sistemnya, baik di dalam AS atau dari AS ke negara-negara lain.

Dokumen penagdilan tersebut menunjukkan, untuk pertama kalinya bahwa di bawah pemerintahan Obama catatan komunikasi jutaan warga AS sedang dikumpulkan tanpa pandang bulu --terlepas dari apakah mereka diduga melakukan kesalahan-- dan dalam jumlah besar.

Foreign Intelligence Surveillance Court (Fisa) memberi perintah untuk FBI pada 25 April, dan memberikan kewenangan tak terbatas kepada pemerintah untuk memperoleh data dari Verizon untuk periode tiga bulan yang ditentukan, hingga 19 Juli.

Berdasarkan ketentuan itu, yang harus diserahkan antara lain data lokasi, durasi panggilan, pengidentifikasi unik, dan waktu dan durasi semua panggilan. Isi percakapan tidak termasuk di dalamnya.

Pengungkapan tersebut menyalakan kembali perdebatan lama di Amerika soal perluasan yang tepat dari kekuatan mata-mata pemerintah untuk urusan domestik.

Di bawah pemerintahan Bush, para pejabat di badan keamanan telah mengungkapkan kepada wartawan soal pengumpulan catatan rekaman data dalam skala besar oleh NSA. Tapi dokumen soal Verizon ini adalah pertama kalinya yang mengungkapkan adanya kelanjutan dari praktek-praktik seperti itu dalam skala besar di bawah Presiden Obama.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tak terbatasnya rekaman yang diserahkan kepada NSA, sangat tidak biasa. Perintah pengadilan intelijen (Fisa) biasanya merujuk pada produksi catatan yang berkaitan dengan nama target tertentu yang dicurigai sebagai agen dari kelompok teroris atau negara asing, atau himpunan target individual.

Guardian mencoba mendekati pejabat NSA, Gedung Putih dan Departemen Kehakiman untuk berkomentar, Rabu 6 Juni 2013, sebelum berita soal ini diterbitkan. Semuanya menolak memberi tanggapan. Badan-badan itu malah menyampaikan kekhawatirannya soal masalah keamanan terkait dengan diterbitkannya perintah pengadilan itu.

Fisa secara tegas melarang Verizon untuk mengungkapkan kepada publik, baik adanya permintaan FBI untuk catatan pelanggan atau perintah pengadilan itu sendiri. Saat ditanya soal ini, Ed McFadden, juru bicara Verizon yang berbasis di Washington mengatakan, "Kami menolak berkomentar."

Perintah pengadilan itu, yang ditandatangani oleh hakim Roger Vinson, menedesak Verizon untuk memberikan ke NSA salinan elektronik dari "semua catatan detail panggilan atau 'metadata telepon' yang dibuat oleh Verizon untuk komunikasi antara Amerika Serikat dan luar negeri" atau "seluruh komunikasi di Amerika Serikat, termasuk panggilan telepon lokal".

Guardian | Abdul Manan

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Seorang wanita meniup kantong plastik saat mengambil sampel udaranya untuk tes Covid-19 menggunakan GeNose C19 di sebuah stasiun kereta di Jakarta, Rabu, 3 Februari 2021. Alat buatan Indonesia ini mulai digunakan untuk screening penumpang kereta jarak jauh. REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.


Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Bupati terpilih Sabu Raijua, NTT, Orient P Riwu Kore menjadi perbincangan setelah disebut-sebut sebagai warga negara Amerika Serikat. Orient mengakui sempat memiliki paspor AS, namun tidak lantas mengubah status kewarganegaraannya. Facebook.com
Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020


Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Presiden Amerika Serikat Donald Trump saat mengikuti pertemuan dengan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong di Istana di Singapura, 11 Juni 2018. REUTERS/Jonathan Ernst
Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.


Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.


Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Ilustrasi microchip semikonduktor. [REUTERS/Kim Kyung-Hoon]
Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.


Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Sekitar ratusan ribu warga Amerika Serikat turun ke jalan pada Sabtu, 30 Juni 2018, menuntut pemerintahan Presiden Donald Trump mengizinkan imigran masuk dan mempertemukan anak imigran dengan orang tua mereka. Reuters
Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.


Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Gas air mata dilepaskan di antara pengunjuk rasa saat bentrokan dengan polisi di Gedung Capitol pada rapat pengesahan hasil pemilihan presiden 2020 oleh Kongres AS di Gedung Capitol AS di Washington, 6 Januari 2021. Sekitar 350 pasukan Garda Nasional D.C. dikerahkan untuk mengantisipasi kerusuhan yang diperkirakan akan terjadi. REUTERS/Shannon Stapleton
Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol


Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Wartawan asal Amerika Serikat, Daniel Pearl, yang tewas dipenggal pada 2002. Sumber: The Times of Israel
Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.


Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Dokter umum Luisa Vera bereaksi setelah menerima vaksin virus corona (Covid-19) buatan Pfizer-BioNTech di Universitas Kesehatan Indiana, Rumah Sakit Methodist di Indianapolis, Indiana, Amerika Serikat, Rabu, 16 Desember 2020. Kredit: ANTARA FOTO/REUTERS/Bryan Woolsto/HP/djo/am.
Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19


Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Silinder berisi uranium di fasilitas nuklir Fordow, Iran.[IRNA]
Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran