TEMPO.CO, Jakarta -Alay, kata ini tiba-tiba melejit beberapa tahun terakhir. Entah siapa yang pertama kali mempopulerkan kata Alay, tapi menurut pengamat gaya hidup Samuel Mulia, Alay merupakan kependekan dari anak layangan atau anak lebay.
Istilah ini, kata dia, merupakan stereotipe yang menggambarkan gaya hidup norak atau kampungan.
"Seseorang yang dikategorikan alay umumnya memiliki perilaku unik dalam hal bahasa dan gaya hidup. Kategori alay sudah muncul dan ada pada setiap jaman," katanya lewat pesan di BlackBerry, Kamis, 6 Juni 2013.
Samuel mengatakan, sebetulnya keberadaan anak alay sudah lama yaitu sejak era 1980-an. Selain soal busana, Samuel mengatakan, kata-kata yang kerap digunakan anak alay ikut menyertai tren ini.
Pada era 1980-an kata-kata yang beredar seperti akika (aku), panasonik (panas), dan makarena (makan)."Kata-kata ini sangat ngetren di kalangan anak muda saat itu."
Kata-kata yang digunakan yang tidak ada dalam kamus bahasa seperti, 'machica muchtar' yang berarti macet di jalan, 'titi dj' atau hati-hati di jalan, dan lainnya.
Samuel menyebut, tren alay terutama dari kata-kata yang agak nyeleneh itu biasanya dipopulerkan figur publik, para artis muda. "Para banci juga memakai kalimat ini," ujarnya.
Kini, tidak sedikit yang mengikutinya. "Karena bahasa ini sangat mengakrabkan orang satu sama lain. Rada lucu dan asik makanya langsung dipakai dan diikuti masyarakat."
HADRIANI P
Topik terhangat:
Tarif Baru KRL | Kisruh Kartu Jakarta Sehat | PKS Membangkang | Ahmad Fathanah
Terpopuler
Profil Zakaria, Pemukul Pramugari Ada di Wikipedia
Kronologi Pemukulan Pramugari Sriwijaya Air
Wakil Gubernur Bujuk Damai Pramugari Sriwijaya Air
Pemukul Pramugari Sriwijaya Air Berusaha Lari
Petugas Perempuan KRL Dipukuli 5 Penumpang
Dasar Pramugari Larang Pakai Ponsel dalam Pesawat
15 Makanan untuk Mengecilkan Perut dan Pinggang