TEMPO.CO, Yogyakarta - Ketua Partai Golongan Karya Daerah Istimewa Yogyakarta Gandung Pardiman rela nomor urut pencalonannya sebagai calon legislator di DPR dari daerah pemilihan DIY melorot jadi nomor dua. Posisi nomor urut satu Golkar dapil DIY ditempati Siti Hediati Hariyadi alias Titiek Soeharto, anak mendiang presiden kedua Indonesia Soeharto. “Enggak masalah. Itu merupakan penghargaan terhadap gender (maksud Gandung adalah terhadap perempuan),” kata Gandung saat dihubungi Tempo, Senin 10 Juni 2013.
Padahal pada pemilu sebelumnya Gandung menempati posisi calon legislator nomor urut satu Golkar dari daerah pemilihan DIY. Anggota Komisi V DPR itu menjelaskan, penentuan nomor urut calon legislatif di DPR ditentukan oleh pengurus pusat Partai Golkar. Calon legislatif nomor urut satu dipilih dengan pertimbangan, calon itu punya kemampuan mendongkrak suara partai. “Jadi Ketua Umum DPP Golkar (Aburizal Bakrie) mempunyai hak untuk menentukan nomor urut satu calon legislatif pusat sebanyak 10 persen,” kata Gandung.
Dia menampik tudingan, bahwa dirinya kecewa dengan melorotnya nomor urut itu. Justru sebaliknya, Gandung yakin akan dapat terpilih kembali sebagai calon legislator di DPR. Pada pemilu 2009, Gandung satu-satunya kader Golkar dari daerah pemilihan DIY yang terpilih di DPR. Toh Gandung menjelaskan, rakyat tak memilih nomor urut dalam pemilihan umum, melainkan memilih individu. “Pemilu nanti kan, tidak memilih nomor, tapi memilih orang. Masyarakat akan tahu siapa yang layak dipilih,” kata Gandung.
Sementara itu, berkaitan dengan banyaknya jargon yang ditulis pada spanduk, stiker, juga kaos tseolah menggambarkan kerinduan pada Soeharto, menurut Gandung itu bukan kampanye untuk mengangkat suara Titiek di DIY. Melainkan itu bentuk kampanye bagi kader Golkar dan partai. “Titiek Soeharto kan anak biologis Soeharto. Sedangkan saya dan kader Golkar lainnya kan, anak ideologis Soeharto. Dan jargon-jargon itu sudah lama muncul,” kata Gandung.
Di Yogyakarta mulai banyak bagian belakang mobil berhiaskan gambar tempel yang berisi foto bekas penguasa rezim Orde Baru, Jendral Besar Soeharto, dengan senyumnya yang khas. Gambar tempel itu juga berisi teks yang menyatakan 32 tahun masa pemerintahan Soeharto lebih baik tinimbang masa pemerintahan tiga presiden setelah Soeharto terpaksa mengundurkan diri pada 1998.
PITO AGUSTIN RUDIANA
Terhangat:
Priyo Budi Santoso | Rusuh KJRI Jeddah | Taufiq Kiemas
Baca juga:
Murdaya Poo: Isu PRJ Pisah dari JIExpo Itu Basi
PKS: Menteri Kami Tak Ada Hubungan dengan Partai
Jokowi Gantikan Megawati Terima Tamu
Densus Ciduk Imam Masjid di Makassar