TEMPO.CO, Jakarta -- Rencana beroperasinya ruas tol Depok-Antasari pada 2014 tampaknya harus dikubur dalam-dalam. Pasalnya, banyak lahan yang belum dibebaskan. "Sulit sekali membebaskan tanah, apalagi kami masih pakai aturan lama," kata Direktur Utama PT Citra Waspphutowa, Tri Agus Riyanto, kepada Tempo, Senin 10 Juni 2013.
Lahan yang terbebaskan hanya 25-30 persen dari total panjang ruas seksi I Antasari-Sawangan sepanjang 12 kilometer. Sementara total panjang ruas tol mencapai 21,54 kilometer. Dana yang telah dikeluarkan mencapai Rp 500 miliar dari total dana pembebasan lahan sebesar Rp 1,8 triliun.
Lahan yang telah dibebaskan pun dalam kondisi terpencar mulai dari Jakarta sampai Depok. Ini melewati delapan kelurahan di Jakarta dan Depok. Untuk Jakarta antara lain Cilandak Barat, Cilandak Timur, Ciganjur, dan Cipedak. Sedangkan di Depok antara lain Pangkalan Jati Baru, Gandul, dan Krukut.
Tri mengatakan lambannya pembebasan lahan karena masalah klasik. Ia mencontohkan sejumlah warga masih kurang setuju dengan harga yang ditawarkan. "Padahal kami sudah pakai appraisal independen dengan harga bagus, tapi masih belum diterima," katanya.
Hambatan bukan sekadar urusan harga, saat harga disepakati belakangan ada surat kepemilikan tanah belum lengkap atau bahkan hilang. Tim pembebasan bisa menghadapi 2 ribu kepala keluarga untuk menyelesaikan persoalan sertifikat. "Belum kalau salah ukur, harus ke BPN lagi, ngantri lagi," katanya.
Proyek itu masuk dalam ruas tol mangkrak yang diproritaskan Pemerintah Pusat. Proyek ini juga masuk tugas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Namun Pemprov DKI Jakarta tidak memprioritaskan proyek ini. "Pemda punya tugas khusus. Tahun ini saja, ada 13 proyek yang mesti dibebaskan tanahnya. Jadi tugas itu mesti dibagi," kata Tri.
Kendati demikian Tri terus memcari peluang agar proyek bisa cepat dimulai tanpa harus menunggu lahan terbebaskan 100 persen. "Kami mencoba dalam waktu dekat ini, kalau sudah mendapat lokasi yang tepat akan mulai konstruksi," katanya.
Ruas tol Depok-Antasari merupakan satu dari 24 ruas tol mangkrak yang diharapkan dapat rampung tahun depan. PT Citra Waspphutowa sebagai pemegang konsesi dan badan usaha jalan tol ruas tersebut terdiri dari tiga badan usaha milik negara konstruksi, yaitu PT Hutama Karya,PT Waskita Karya, dan PT Pembangunan Perumahan Tbk, dengan porsi kepemilikan saham masing-masing sebesar 12,5 persen.
Proyek tol Depok-Antasari mengalami lonjakan nilai investasi hingga dua kali lipat yaitu sebesar Rp 4,767 triliun dari sebelumnya Rp 2,515 triliun. Beban yang menjadi tanggung jawab BUJT ini melampaui rencana bisnis empat tahun lalu.
Untuk membangun seksi I dibutuhkan dana sebesar Rp 3,073 triliun. Sementara untuk seksi II dari Sawangan-Bojonggede sepanjang 9,5 kilometer membutuhkan dana sekitar Rp 1,694 triliun.
SUTJI DECILYA