TEMPO.CO, Jakarta - Pemilihan anggota Badan Pemeriksa Keuangan akan berlangsung Rabu, 20 Juni 2013, pekan depan. Komisi Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat akan mengawali dengan menggelar uji kelayakan dan kepatutan pada 17-19 Juni. Pemilihan ini menggantikan jabatan yang ditinggal Taufiequrachman Ruki yang pensiun pada Mei lalu.
Tiga nama yaitu Muchayat, Agus Joko Pramono, dan Parwito, menguat dari 22 calon yang mengajukan diri. "Sering diperbincangkan oleh kawan-kawan Komisi," kata Harry Azhar Azis, Wakil Ketua Komisi Keuangan yang dimuat dalam Majalah Tempo edisi Senin 10 Juni 2013.
Muchayat adalah Mantan Deputi Menteri BUMN, Agus Joko Pramono adalah tenaga ahli Anggota BPK, Bahrullah Akbar. Adapun Parwito adalah orang dekat Kepala BPK Hadi Purnomo sekaligus staf ahli lemabaga negara itu.
Seorang petinggi di Partai Demokrat mengatakan, Muchayat menguat setelah Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi mengusulkan mantan Wakil Komisaris Utama Bank Mandiri itu kepada Ketua Harian Partai Demokrat Syarief Hasan. Syarief melanjutkan pesan Sudi ke Fraksi Demokrat DPR. "Belum menjadi keputusan, tetapi sudah ada pembicaraan," kata anggota partai itu.
Tidak hanya lewat Demokrat, nama Muchayat juga dibicarakan di Partai Golkar lewat Sekretaris Jenderal Idrus Marham. Harry Azhar, politikus Golkar, tidak membantah Tim Sukses SBY-Boediono itu diusulkan oleh salah satu petinggi partainya. "Sering kali pimpinan partai menyebut beberapa nama, kami sampaikan ke anggota Komisi. Toh, penentuannya menjelang pemilihan nanti," katanya kepada Tempo.
Muchayat membantah lobi meminta dukungan partai politik. “Saya belum melakukan lobi apa pun. Kan, masih lama. Kalau melobi sekarang, bisa berbenturan dengan calon lain," katanya.
Sebelum nama Muchayat berembus, politikus Golkar di Komisi Keuangan, Ade Komaruddin, mengantongi nama Agus Joko. Akom, begitu Ade biasa disapa, kesohor sebagai pelobi ulung. Ia kerap mengumpulkan anggota komisi lintas partai untuk mendukung salah satu calon.
Ditemui Tempo dua pekan lalu Akom baru saja membicarakan pemilihan BPK ini bersama Wakil Ketua Komisi Andi Rahmat yang juga politikus Partai Keadilan Sejahtera di ruang pimpinan Komisi Keuangan. Ia tak menampik kerap melobi partai lain. "Untuk pertemanan saja," katanya.
Agus Joko tidak sekadar melobi Akom. Dosen Sekolah Tinggi Akuntansi Negara itu juga menjalin komunikasi dengan politikus Golkar yaitu Kamaruddin Sjam dan Harry Azhar. Adapun dengan partai lain ia menjalin lobi dengan Syarief Hasan.
Agus mengatakan pertemuan itu untuk mengenalkan profilnya lebih mendalam. Ia mengklaim mendalami kinerja keuangan Badan Usaha Milik Negara seperti PT Pertamina, PT PLN, Badan Urusan Logistik, PT Telkom Tbk serta kontrak Minyak dan Gas. “Saya mendalami soal korporasi,” katanya kepada Tempo.
Adapun Parwito, bukan orang baru dalam pencalonan BPK. Sebelumnya ia pernah mendaftarkan sebagai calon BPK pada pemilihan Maret 2012.
Kala itu Parwito mengantongi 24 suara kalah oleh dua calon yang terpilih yaitu Sapto Amal Damnadari (34 suara) dan Agung Firman Sampurna (28 suara). Sumber Tempo di BPK mengatakan Parwito dibantu Hadi melobi anggota Komisi dan politikus partai. Mantan Jurnalis Bisnis Indonesia ini memilih bungkam terkait pencalonannya.
AKBAR TRI KURNIAWAN