TEMPO.CO, Jakarta - Setelah ditunjuk menjadi pengaman harga kedelai melalu Peraturan Presiden No 32 tahun 2013 yang diteken 8 Mei lalu, Perum Bulog rupanya bergerak cepat. Selain mengontak produsen di Amerika Serikat untuk impor 40-50 ribu ton kedelai akhir tahun ini, kerja sama dengan perajin tahu tempe untuk pemasaran produk ternyata juga sudah dijalin.
Ketua II Gabungan Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Gakopti) Sutaryo menyatakan pimpinannya telah ada nota kesepahaman (MoU) dengan Bulog pada akhir Mei lalu. “Intinya kami berkomitmen akan membeli 50 ribu ton kedelai dari Bulog, kapan saja barang itu tersedia,” ujarnya pada Tempo, Senin 10 Juni 2013.
Menurut Sutaryo, produksi kedelai nasional tahun lalu hanya mencapai 779.800 ton. Padahal, jumlah kebutuhannya mencapai 2,48 juta ton, di mana sekitar 1,83 juta ton diantaranya terserap oleh industri tahu dan tempe. “Dengan begitu, nanti di tahap awal sepertiga kebutuhan kedelai kami dipasok Bulog,” ujarnya.
Kekurangan kedelai nasional dipenuhi melalui impor, di mana kedelai impor Amerika telah mendominasi sejak lima tahun terakhir. Indonesia merupakan negara importir kedelai terbesar kedua setelah Cina yang mengimpor 21 juta ton per tahun.
Membeli kedelai dari Bulog, Sutaryo, mewakili 115 perajin tahu tempe yang tergabung dalam koperasinya berharap mendapatkan harga yang lebih stabil. Selain itu juga terlindung dari fluktuasi harga pasar di negeri penghasil dan ulah para cukong.
Sayangnya, baik Sutaryo Gakopti maupun Perum Bulog masih harus menunggu. Sebab, Kementerian Perdagangan hingga kini belum mengeluarkan peraturan teknis soal tata niaga kedelai.
Tata niaga itu penting. Pasalnya, sebagai penyangga harga, tugas Bulog tak hanya mengimpor lalu mendistribusikan kedelai. Bulog, sebagai perusahaan pelat merah juga harus menyerap kedelai dari petani dengan harga yang ditetapkan Kementerian Perdagangan.
Kini, Kementerian tampaknya masih berhitung, berapa harga pembelian pemerintah (HPP) yang tepat. Dengan demikian bisa memberi insentif bagi petani hingga lebih bergairah menanam kedelai, tetap menguntungkan bagi perajin sekaligus tak memberatkan konsumen yang seolah tak bisa lepas dari olahan tahu tempe.
PINGIT ARIA