TEMPO.CO , Jakarta:Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Muhaimin Iskandar menyatakan kerusuhan dan pembakaran yang terjadi Konsulat Jenderal RI di Jeddah Arab Saudi dilebih-lebihkan. Menurut dia, para TKI yang tengah mengurus administri di KJRI hanya membakar plastik. "Itu dilebih-lebihkan saja," kata Muhaimin di kompleks parlemen Senayan, Senin, 10 Juni 2013.
Muhaimin memastikan suasana di Jeddah dalam batas toleransi. "Sebetulnya karena terlampau banyak yang antri kemudian terjadi kerusuhan," kata Muhaimin.
Kemenarkertrans, kata Muhaimin sudah mengantisipasi penumpukan pelayanan administrasi pada TKI yang overstay di KJRI Jeddah. Sejak lima hari lalu, kementerian mengirim Dirjen dan beberapa staf. "Mereka dikirim untuk memperkuat penanganan dan pelayanan yang sudah disediakan Kementerian Luar Negeri."
Kerusuhan di KJRI Jeddah disulut munculnya informasi pelayanan perbaikan administratif untuk para TKI akan berakhir pada Ahad, 9 Juni 2013. Informasi ini menyebabkan para TKI panik dan menyerbu langsung ke KJRI untuk mendapat pelayanan. Padahal sesuai jadwal Kedutaan Besar, pelayanan berakhir pada 3 Juli. Pelayanan yang diberikan adalah pemutihan atau pengampunan dari Raja Arab Saudi kepada warga negara Indonesia yang tidak memiliki kelengkapan surat.
Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi, Gatot Abdullah Manysur saat dihubungi pagi tadi menyatakan kondisi di depan Konsulat Jenderal sudah tenang dan terkendali. Sebelumnya, seperti yang sudah diberitakan, Konsulat Jenderal RI dibakar massa yang diduga TKI yang sedang mengantri di depan kantor konsulat. Video pembakaran pun diunggah ke Youtube.
IRA GUSLINA SUFA
Terhangat:
Priyo Budi Santoso | Rusuh KJRI Jeddah | Taufiq Kiemas
Baca juga:
Sembilan Penumpang Merpati Dirawat di Kupang
21 Penerbangan di Bandara El Tari Dibatalkan
Merpati Tergelincir, Penumpang Terguncang