TEMPO.CO, Jakarta - Jatuhnya harga saham hingga ke level terendah mendorong pelaku pasar domestik melakukan aksi beli di harga rendah. Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia hari ini menguat 87,93 poin (1,91 persen) ke level 4.697,88. Indeks menyudahi koreksi tajam selama empat hari perdagangan berturut-turut dengan nilai koreksi 411,66 poin (8,4 persen).
Analis dari PT Batavia Prosperindo Sekuritas, Steven Gunawan, mengatakan aksi beli yang dilakukan investor domestik menjadi pendorong kenaikan IHSG. "Investor domestik mengoleksi saham-saham bagus mumpung harganya murah."
Saat ini dinilai sebagai waktu yang tepat untuk membeli saham. Selain harganya yang murah, posisi indeks dinilai sudah mencapai dasar sehingga berpotensi rebound. Secara fundamental, sudah banyak saham-saham yang layak dibeli dari segi rasio harga terhadap keuntungannya.
Di sisi lain, pelaku pasar dalam negeri mengantisipasi beberapa sentimen negatif yang akan datang, seperti kenaikan harga BBM dan inflasi. "Secara jangka panjang, strategi investor domestik tepat karena ketika nanti asing masuk lagi harga sudah naik," ujar Steven.
Meski demikian, ia mengingatkan kenaikan IHSG masih rawan koreksi karena tidak ditopang sentimen yang kuat. Tekanan jual asing masih tinggi sebesar Rp 2,1 triliun.
Bursa Asia cenderung melemah merespons melemahnya data ekspor Cina dan data pemesanan barang industri di Jepang. "Sentimen global masih cenderung negatif sampai ada kepastian final terkait kelanjutan stimulus Bank Sentral Amerika melalui pertemuan pada 18 Juni mendatang," kata Steven.
Saham yang berpindah tangan hari ini mencapai 6,5 miliar lembar senilai Rp 10,6 triliun dengan frekuensi 225,5 ribu kali transaksi. Sebanyak 151 saham menguat, 125 saham turun, dan 74 tak berubah.
PDAT | M. AZHAR