TEMPO.CO, Jakarta - Polisi Arab Saudi memperketat penjagaan keamanan di sekitar gedung Konsulat Jenderal di Jeddah setelah kerusuhan tenaga kerja Indonesia sejak Ahad lalu, 9 Juni 2013. Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi, Gatot Abdullah Mansyur, mengatakan seratusan polisi berjaga dengan sistem keamanan berlapis di depan gedung Konsulat Jeddah.
"Sekarang keamanan lebih baik. Yang mengamankan sangat konsen. Sekarang dibuat pengamanan dengan tiga ring," kata Gatot melalui telepon dari Riyadh, Rabu, 12 Juni 2013.
Menurut Gatot, pada ring pertama dengan radius 200 meter dari gedung Konsulat, betul-betul steril dari massa. Ring kedua, radius 200-600 meter, hanya ada sedikit massa yang umumnya adalah petugas keamanan. Terakhir, ring ketiga di radius 600 meter lebih, dibolehkan ada massa. "Pada radius 700 meter ke sini (600-700 meter), area yang betul-betul yang dilayani," kata dia.
Gatot mengatakan pengamanan tersebut untuk mencegah terulangnya insiden kerusuhan di depan kantor Konsulat Jeddah. Ahad lalu, ribuan TKI mendatangi KJRI Jeddah untuk mengurus pemutihan dokumen seputar masa tinggal yang telah habis, atau karena tidak memiliki dokumen resmi. Kerusuhan pecah setelah beredar kabar batas waktu pemutihan masa tinggal telah habis. Kabar ini membuat massa mengamuk. Mereka membakar berbagai peralatan di depan gedung Konjen RI. Padahal sebenarnya batas akhir adalah 3 Juli mendatang.
Selain itu, keterbatasan lokasi pelayanan Surat Perjalanan Laksana Paspor (SPLP) membuat banyak orang tidak sabar. Diperkirakan sekitar 80 ribu warga negara Indonesia akan mengurus surat pengampunan dan pemutihan. Sedangkan loket yang tersedia hanya ada di dua lokasi, yaitu Kedutaan Besar RI di Riyadh dan KJRI di Jeddah.
Kerusuhan tersebut menyebabkan seorang TKI asal Sampang, Marwah binti Hasan, tewas karena terimpit dan terinjak-injak. Perempuan 55 tahun itu sudah dimakamkan di Arab Saudi.
Gatot berujar, pelayanan Kedutaan terhadap TKI semakin ditingkatkan berkat adanya bantuan tim dari Tanah Air. Tim tersebut dipimpin Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Denny Indrayana, tiba di Jeddah Rabu pagi. Tim ini akan membantu melayani pemutihan dokumen TKI.
Sebanyak 60 ribu TKI sudah mengurus pemutihan dokumen. Gatot mengatakan Kedutaan melayani sekitar 5.000 TKI setiap harinya. Dia optimis seluruh TKI yang akan mengurus pemutihan, totalnya diperkirakan mencapai 80 ribu orang, dapat terlayani. "Kami berusaha semuanya dapat dilayani," kata Gatot.
RUSMAN PARAQBUEQ
Berita Lainnya:
Hidayat Nur Wahid: PKS Memang Main di Dua Kaki
Laris Manis Lelang Barang Gratifikasi di KPK
Dolar Tembus Rp 10.000, BI Guyur US$ 100 Juta/Hari
Jokowi Ganti Dua Direktur RSUD
Apa Saja Kelebihan iOS 7?