TEMPO.CO, Lhokseumawe-Muhammad Malcolm Primerose, 61 tahun, warga Skotlandia, Inggris Raya selama dua hari dalam sanderaan kelompok bersenjata di Desa Seumamah Kecamatan Rantau Reureulak, Aceh Timur mengaku diperlakukan manusiawi.
"Dia dikasih makan, dikasih minum, dikasih tempat tidur, pokoknya baguslah, nggak ada disiksa," ujar Nurasiah, 34 tahun, istri Malcolm, menjelaskan kepada wartawan di Hotel Langsa.
Nurasiah mengaku sempat merasa syok. "Dia pikir tidak bertemu lagi keluarga, tapi ini semua karena Allah," katanya.
Ia mengungkapkan ia tidak mentransfer uang sepeser pun kepada penculik demi pembebasan suaminya. Ia mengakui, suaminya pada Rabu malam sempat menghubunginya agar mengirimkan uang untuk keperluan obat suaminya. Tapi ia belum sempat mentransfernya lantaran sudah terlalu malam.
Malcomi bekerja di PT Blade Energy Indonesia, kontraktor PT Medco E&P Indonesia - Block A PSC. Ia diculik pada Selasa, 11 Juni 2013 lalu sekitar pukul 11. 00 Wib saat kembali dari tugas malam di tempat pengeboran Matang I Blang Simpo Kecamatan Pereulak Kota.
Sebelum diculik, ia pulang diantar supirnya, Dania Arani alias Sinyak, 40 tahun dengan mengendarai mobil Pajero Sport nomor polisi BK 1733 ZN. Mobil itu bergerak pulang menuju base camp di Desa Seumali.
Sesampai di Simpang Desa Lubuk Pengpeng mobil itu dicegat enam orang bersenjata laras panjang jenis AK dan laras pendek.
Malcom bukan pekerja baru di Aceh. Ia sudah berpindah-pindah perusahaan minyak bumi dan gas di Aceh sejak 1981. Ia pun sudah menikahi perempuan Desa Cot Sabong Kota Lhokseumawe.
IMRAN MA
Terhangat:
Mucikari SMP | Taufiq Kiemas | Rusuh KJRI Jeddah
Baca juga:
Pekerja Asing Medco EP Malaka Diculik di Aceh
Benarkah Wiji Thukul Pernah Menikah di Kalimantan
Wiji Thukul, Koor Kapel dan Koo Ping Hoo
Pura-pura Hamil, Penculik Hampir Mengecoh Polisi