TEMPO.CO, Jakarta - Berlanjutnya koreksi di bursa regional menyusul direvisinya pertumbuhan ekonomi global tahun 2013 membuat indeks kembali terkoreksi.
Rebound indeks pada perdagangan kemarin ternyata hanya temporer. Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia pada sesi I perdagangan hari ini kembali melemah ke 79,9 poin (1,7 persen) ke level 4.617,98.
Melemahnya bursa Wall Street dan sebagian bursa Eropa pada perdagangan tadi malam disambut dengan koreksi di bursa regional Asia pagi ini, termasuk bursa Indonesia. Hingga 12.20 WIB, Nikkei 225 memimpin kejatuhan indeks saham Asia dengan anjlok 5,47 persen, disusul Hang Seng turun 2,77 persen dan Strait Times turun 1,55 persen.
Analis dari PT Samuel Sekuritas Indonesia, Benedictus Agung mengatakan bursa global melemah setelah Bank Dunia menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia tahun 2013 dari 2,4 persen menjadi 2,2 persen. "IHSG merespons sentimen negatif tersebut dengan aksi profit taking."
Selain itu, kepala Riset PT eTrading Securities, Betrand Raynaldi, mengatakan bursa global juga masih dihantui oleh faktor eksternal. "Kekhawatiran dihentikannya stimulus bank sentral besar dunia menjadi penyebabnya."
Dari dalam negeri, pasar masih mengalami tekanan jual di pasar saham dan obligasi. Investor masih menunggu keputusan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia mengenai suku bunga acuan siang ini. Jika suku bunga naik, volatilitas rupiah akan mereda namun berdampak negatif bagi indeks.
Menurut Raynaldi, Secara teknikal, beberapa saham domestik masih cukup defensif dari tekanan jual dan ada kecenderungan menguat. "Terutama pada saham-saham yang telah mencapai harga terendah (undervalued)."
Saham yang berpindah tangan siang ini sebanyak 2,6 miliar lembar saham dengan volume Rp 3,9 triliun dengan frekuensi 102,9 ribu kali. Sebanyak 53 saham menguat, 205 saham turun, serta 57 lainnya tidak berubah. Asing mencatat penjualan bersih Rp 600 miliar.
PDAT | M. AZHAR