TEMPO.CO, Teheran - Bekas Presiden Iran Akbar Hashemi Rafsanjani dan Mohammad Khatami secara resmi memberikan dukungannya kepada Hassan Rouhani yang dianggap reformis pada pemilihan presiden, Jumat, 14 Juni 2013.
Rafsanjani dan Khatami dalam sebuah kesempatan, Selasa, 11 Juni 2013, mengatakan, Hassan Rouhani adalah calon paling cocok, "Tetapi dia bakal berhadapan dengan lima kandidat dari kubu konservatif," ucapnya.
Hassan Rouhani yang dikenal sebagai ulama terbuka dan meningkatkan hubungan Iran dengan Barat ini masih dianggap sebagai calon kuda hitam pada pemilihan presiden Jumat, 14 Juni 2013.
Saeed Kamali Dehghan dari Guardian melaporkan, selain mendapatkan sokongan dari bekas Presiden Akbar Hashemi Rafsanjani, ulama berusia 65 tahun itu juga didukung oleh bekas Presiden Mohammad Khatami.
"Demi tugas saya terhadap negara dan kehormatan bangsa kita, saya akan memberikan suara saya kepada saudara Dr Rouhani," kata Khatami.
Dukungan yang begitu kuat dari bekas dua pemimpin terhadap Rouhani menimbulkan harapan bagi kaum reformis untuk kembali ke garis depan dalam percaturan politik Iran yang selama delapan tahun didominasi oleh kelompok garis keras melalui Presiden Mahmoud Ahmadinejad.
Pemilihan presiden Iran pada Jumat, 14 Juni 2013, sedianya diikuti oleh delapan calon, namun dua kandidat lainnya yakni Gholam-Ali Haddad-Adel dan Mohammad Reza-Aref mengundurkan diri atas permintaan Khatami. Pengunduran diri ini dapat melapangkan jalan Rouhani menuju Iran 1.
Rouhani, selain sebagai seorang ulama reformis, juga bekas juru runding nuklir Iran yang pernah menjadi sekretaris Dewan Keamanan Nasional Iran selama 16 tahun. Dia berjasa membawa Iran berhubungan lebih baik dengan negara-negara Barat terutama soal program nuklir.
Dalam tiga kali perdebatan di televisi nasional dan pidato kampanye, rouhani mengritikpedasa kebijaksanaan dalam danluar negeri Iran. Dia sangat mendukung kebebasan pers dan dia akan mencari jalan keluar mengenai jalan buntu soal nuklir Iran yang menyebabkan negara-negara Barat menjatuhkan sanksi yang belum pernah terjadi terhadap Iran.
"Saya tak setuju mengenai kebijaksanaan luar negeri selama ini. Kita harus mencoba memiliki hubungan internasional yang baik dengan perlahan-lahan mengurangi sanksi dan terkahir menghilangkannya," kata Rouhani yang disampaikan pada kampanye di sebelah barat Provinsi Kurdistan.
AL JAZEERA | GUARDIAN | CHOIRUL
Terpopuler
Skandal Seks Guncang Kemlu AS
5 Pujian untuk "Man of Steel"
Indonesia Tak Perlu @TrioMacan2000
Dewi Sandra Belajar Pakai Jilbab dari Dian Pelangi
Terima Adipura, Gaji Bupati Dikasih ke Tukang Sapu