TEMPO.CO, Maros - Menjelang kenaikan harga bahan bakar minyak, Balai Penelitian Tanaman Serealia mempublikasikan temuannya. Dengan mengekstrak tanaman jenis sorgum, masyarakat bisa memperoleh bahan bakar alternatif.
Di hadapan 200 peneliti, pejabat pemerintah, akademisi, dan pelaku agribisnis industri dari sejumlah wilayah di Indonesia, Kepala Balai Penelitian Tanaman Serealia Maros, Herman Subagio, mengemukakan kelebihan tanaman jenis sorgum. Yakni mampu menghasilkan minyak 5-6 ton, dengan masa panen 90 hingga 100 Hari. "Pengolahan sorgum ini diharapkan dapat menjadi bahan bakar alternatif di Indonesia," kata Herman, Selasa, 18 Juni 2013.
Kata Pelaksana Tugas Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Pangan Bogor, Nyoman Widiarta, pertanian berbasis bio-industri bisa mendorong terbentuknya kemandirian bangsa. Asalkan ada proses pengembangan dalam bidang pertanian itu. "Dengan potensi pengembangan bio-industri, tentu dapat mengatasi persoalan kebutuhan bahan bakar," kata Nyoman.
Pengubahan tanaman menjadi bahan bakar alternatif, Nyoman melanjutkan, dapat dilakukan melalui proses fermentasi. Seperti tanaman sorgum. Apalagi Indonesia masih memiliki lahan pertanian yang cukup luas. "Seperti jagung, sorgum mudah ditanam di lahan manapun. Sebab tidak memilih spesifikasi kondisi lahan tertentu," kata dia. "Apalagi kandungan minyak dalam sorgum lebih banyak ketimbang tumbuhan lainnya."
JUMADI
Terhangat:
EDSUS HUT Jakarta | Kenaikan Harga BBM | Rusuh KJRI Jeddah
Baca juga:
Ini Penyebab Orang Ekstrovert Suka Berpesta
Kontrasepsi Jangka Panjang Kurang Diminati Perempuan
Orang Cenderung Tak Cuci Tangan Usai dari Toilet