TEMPO.CO, Kediri- Kepala Kepolisian Resor Kediri Kota Ajun Komisaris Besar Ratno Kuncoro mengaku telah menyebarkan sejumlah polisi berpakaian preman di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum menjelang kenaikan harga bahan bakar minyak. Mereka bertugas mengawasi perilaku pembeli yang bolak-balik ke SPBU untuk mengisi BBM.
Ratno curiga kendaraan yang bolak-balik mengisi BBM berupaya menimbun. Ia memerintahkan anak buahnya memelototi pelat nomor kendaraan yang dicurigai bolak-balik ke SPBU. "Begitu diketahui plat nomor sama bolak-balik, langsung kami tangkap," kata Ratno, Selasa 18 Juni 2013.
Polisi berkoordinasi dengan jajaran TNI untuk pengamanan, terutama menghadapi unjuk rasa mahasiswa menolak kenaikan BBM. Guna mengantisipasi pemogokan angkutan umum, polisi telah menyiagakan kendaraan dinas untuk mengambil alih tugas mobil angkutan umum. Kendaraan itu akan beroperasi gratis untuk melayani masyarakat khususnya pelajar.
Pantauan Tempo, sejumlah SPBU di Kota Kediri mengalami lonjakan pembelian menyusul rencana kenaikan harga BBM oleh pemerintah. Petugas kepolisian disebar ke seluruh SPBU untuk mengawasi aksi penimbunan yang terjadi.
Lonjakan pembelian ini salah satunya terjadi di SPBU Jalan Joyoboyo Kediri. Stasiun yang biasanya memasok 21 ton liter BBM ini meningkatkan volume menjadi 25 ton liter per hari untuk melayani kebutuhan pemilik motor. "Ini fenomena rutin setiap ada kenaikan harga," kata Wiyono, supervisor SPBU.
BBM jenis premium paling banyak permintaannya. Petugas SPBU tidak melayani pembeli yang menggunakan jirigen.
HARI TRI WASONO