TEMPO.CO, Jakarta -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama meminta armada bus umum diganti baru ketika tarifnya naik. Ahok, begitu ia biasa disapa, menilai bus umum yang tidak laik tidak layak menaikkan tarif. "Terutama untuk angkutan yang kondisinya jelek," katanya di Balai Kota Kawasan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa, 18 Juni 2013.
Organisasi angkutan darat merencanakan kenaikan tarif 30 persen menyusul rencana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak. Basuki mengatakan kenaikan tarif diikuti perbaikan sistem pelayanan angkutan umum.
Perbaikan yang dimaksud Basuki, misalnya, menjadi angkutan yang terintegrasi dengan Transjakarta. "Tiket Rp 5.000 tidak masalah asal nyaman." Basuki mengklaim pengguna angkutan umum di Jakarta tidak keberatan membayar tiket Rp 5.000.
Anggota Komisi Perhubungan DPRD DKI Taufiq Azhar berharap tidak ada konflik penentuan kenaikan tarif antara pemerintah daerah dan Organda. Ia meminta Organda tidak menaikkan tarif terlebih dulu sebelum membahasnya dengan pemerintah daerah. "Perlu dilihat lagi hitung-hitungan bersama," katanya.
SYAILENDRA
Terhangat:
EDSUS HUT Jakarta | Kenaikan Harga BBM | Rusuh KJRI Jeddah
Baca juga:
Soal Macet, Jokowi-Ahok Lupakan Hal Sederhana?
Jokowi Sebut BLSM dengan Balsem
Jokowi Ternyata Pernah Dagang di PRJ
Nilai Kinerja Transportasi Jokowi: Niat 8, Hasil 6