TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Boediono mengatakan pemerintah akan menyiapkan langkah-langkah khusus untuk mengantisipasi gejolak kenaikan harga bahan pokok menyusul rencana kenaikan harga bahan bakar minyak.
"Harga bahan pokok akan coba kami kendalikan selama beberapa waktu ke depan," kata Boediono saat konfrensi pers sosialisasi program kompensasi, di Kantor Wakil Presiden, Selasa, 18 Juni 2013.
Menurut Boediono, selain akibat kenaikan harga BBM, gejolak harga bahan pokok juga akan terjadi saat menjelang bulan puasa dan lebaran. "Kami harapkan kenaikan yang normal saja," katanya.
Pengendalian gejolak kenaikan harga tersebut akan segera dirumuskan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian. "Saat ini sedang digarap."
Sementara itu, Wakil Menteri Perdagangan Bayu Khrisnamukti mengatakan pihaknya terus memonitor pergerakan harga-harga bahan pangan pokok. Menurut dia, harga bahan pangan pokok masih di ambang batas yang wajar. "Kecuali daging harganya belum turun, karena kurang pasokannya," katanya.
Sementara untuk harga cabai yang dilaporkan saat ini sudah merangkak naik, Bayu menilai kenaikan masih di ambang batas wajar.
Namun, Bayu mengakui selama masa pembahasan kenaikan harga BBM, harga bahan pokok sudah mulai merangkak naik. Namun kenaikan masih dalam batas normal. "Pembahasan mengenai BBM ini telah membuat harga naik. Ini masih sangat sporadis, kalau kami lihat di 66 kota masih belum bergerak banyak. Besok kami laporkan rekap pergerakan harganya," katanya.
Menurut Bayu, jika pemerintah mengumumkan kenaikkan harga BBM, maka akan terjadi kenaikan sekitar 5-10 persen terhadap seluruh harga bahan pokok. "Itungannya sampai saat ini hanya sekitar 5-10 persen, rata-ratanya sekitar 8,2 persen. Tapi itu dengan kondisi harga eksisting," katanya.
ANGGA SUKMA WIJAYA