TEMPO.CO, Jakarta - Bekas Menteri Perindustrian, Fahmi Idris mengatakan, naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) pasti berpengaruh pada sektor industri, terlebih industri kecil dan menengah (IKM). "Pemerintah pusat dan daerah harus mencari solusi untuk itu," kata Fahmi dalam Pameran Sumatera Barat Food and Craft VI di Plasa Pameran Kementerian Perindustrian, Jakarta, Selasa, 18 Juni 2013.
Supaya sektor IKM tidak terlalu terpukul, Fahmi menyarankan beberapa hal. Pertama, pemerintah wajib memfasilitasi para pelaku IKM dalam segi pemasaran. Menurut dia, permasalahan besar sulitnya IKM berkembang adalah pada faktor pemasaran. "Biayanya bisa mencapai 30 persen dari biaya produksi," katanya. Karena itu, pemerintah harus membuat pameran yang sifatnya memasarkan dan dilakukan secara intens.
Hal ini bisa dilakukan dengan mendirikan pusat pameran di kantor-kantor pemerintah. Di tempat itu, diharapkan berragam karya bisa dipamerkan. "Khususnya produk-produk IKM."
Kedua, pemerintah memmbatasi impor produk yang sudah melebihi kuota, yang bisa dihasilkan oleh pelaku IKM. Misalnya, produk karpet dari Cina. Cara ini, menurut Fahmi, bisa memotivasi pelaku IKM untuk meningkatkan kualitas produksi mereka agar berdaya saing.
Terakhir, Fahmi menyebutkan, tidak dikenakanan pajak kepada pelaku IKM yang masih baru ataupun sedang berkembang. Jika dua sektor ini dikenakan pajak, akan makin membunuh IKM. "Wajarkah IKM-IKM tersebut dikenakan pajak?"
Hari ini, Kementerian Perindustrian mengadakan pameran yang bertajuk "Sumatera Barat Food and Craft VI". Pada acara tersebut dipamerkan berbagai macam produksi IKM asal Sumatera Barat yang didominasi oleh kerajinan sandang dan pangan.
Pada pameran ini, Fahmi menjadi salah satu orang yang membuka pameran bersama pejabat Kementerian Perindustrian, perwakilan Pemerintah Provinsi Daerah Sumatera Barat, dan Ketua Dekranasda Provinsi Sumatera Barat.
AMRI MAHBUB
Terhangat:
EDSUS HUT Jakarta | Kenaikan Harga BBM | Rusuh KJRI Jeddah
Baca juga:
Soal Macet, Jokowi-Ahok Lupakan Hal Sederhana?
Jokowi Sebut BLSM dengan Balsem
Jokowi Ternyata Pernah Dagang di PRJ
Nilai Kinerja Transportasi Jokowi: Niat 8, Hasil 6