TEMPO.CO, Jakarta - Program jaminan kesehatan masyarakat Jakarta melalui Kartu Jakarta Sehat sudah berjalan sejak November 2012. Sejak itu pula berbagai berita lonjakan pasien baik di puskesmas dan rumah sakit santer terdengar. Namun lonjakan tertinggi pada Januari 2013, dua bulan setelah program diluncurkan.
Data Dinas kesehatan DKI Jakarta menunjukkan jumlah pasien rawat inap pengguna KJS pada Januari mencapai 103.872 pasien atau sekitar tiga kali jumlah pasien Desember 2012 yang hanya 36.979 pasien rawat inap. Kepala Bidang Jamkesmas Dinas Kesehatan, Yuditha Endah mengatakan lonjakan ini kemungkinan karena pemerintah membuka pintu selebar-lebarnya bagi pengobatan gratis.
"Pada November dan Desember mungkin masyarakat belum tersosialisasi dengan baik atau masih segan mencoba," katanya kepada Tempo, Jumat, 14 Juni 2013. Selain itu banjir bulan Januari bisa menambah jumlah pasien yang berobat.
Lonjakan pasien tak hanya pada layanan rawat inap, juga rawat jalan. Pasien rawat jalan yang hanya berjumlah 7.312 orang pada Desember 2012, naik lebih dari empat kali pada Januari 2013, menjadi 32.840 orang.
Pada bulan berikutnya ada pengurangan jumlah pasien yang signifikan. Tercatat ada 69.688 pasien pengguna KJS rawat inap dan 23.302 pasien rawat jalan. "Jadi memang di awal program ini sakit sedikit saja ke rumah sakit, tetapi sekarang pasien berpenyakit ringan mulai tersaring di Puskesmas," ujar Yuditha.
Dia mengatakan perbedaan program KJS dan gakin dari pemerintah hanya pada sistem kepesertaan. Akses masyarakat terhadap pengobatan gratis semakin terbuka dengan KJS. Namun dari segi pelayanan tetap sama. Pemprov masih menanggung biaya pengobatan penyakit jantung, kanker, cuci darah, talasemia, dan operasi.
"Yang membuat mahal itu biasanya kalau ada penurunan kesadaran sehingga harus menggunakan alat bantu," katanya.
Gubernur Joko Widodo menganggap hal ini sebagai cermin kebutuhan masyarakat akan pengobatan murah. "Begitu ada KJS pasien langsung melonjak, ini bukti sudah bertahun-tahun masyarakat sakit dan hanya diam di rumah," kata Jokowi kepada Tempo di ruang kerjanya, Kamis, 13 Juni 2013.
Gubernur optimistis fenomena euforia akan layanan kesehatan gratis ini tak akan berlangsung lama. "Perhitunan kami akhir tahun sudah selesai, setelah itu RSUD dan Puskesmas sudah bisa menampung pasien dalam jumlah normal," katanya. (Baca Lengkap: Edsus Evaluasi Jokowi)
ANGGRITA DESYANI
Terhangat:
EDSUS HUT Jakarta | Kenaikan Harga BBM | Rusuh KJRI Jeddah
Berita Terkait
Ahok: KJS Bisa Jadi Rujukan Pusat di 2014
KJS Ada, Pasien Bertambah, Perawat Kewalahan