TEMPO.CO, Surabaya-Penyidik Satuan Narkoba Kepolisian Resor Sidoarjo menggerebek rumah produksi sabu-sabu di Kelurahan Pabean, Kecamatan Sedati, Sidoarjo. Dari hasil pengusutan sementara diketahui otak pembuatan dan pengedarannya dilakukan oleh narapidana dari dalam lembaga pemasyarakatan Madiun.
Kepala Kepolisian Rssor Sidoarjo, Ajun Komisaris Besar Marjuki, mengatakan menangkap dua tersangka Bes, 33 tahun, dan Nat, 30 tahun, dalam penggerebekan tersebut. Mereka bertugas untuk memasok dan membuat sabu.
Sementara otak pembuatannya sekaligus yang mencari pembelinya diatur oleh napi dari Lapas Madiun. Polisi menolak mengungkap identitas terduga dengan alasan masih dalam penyelidikan. "Semuanya dikendalikan dari dalam Lapas, mulai dari transaksi, sampai cara produksinya" katanya, di Polsek Sedati, Sidoarjo, Rabu, 19 Juni 2013.
Menurutnya sistem pengamanan Lapas Madiun kurang maksimal. Buktinya narapidana dengan mudah berkomunikasi melalui telepon genggam dengan jaringannya di luar kurungan. "Kalau masalah itu silahkan langsung tanyakan pada pihak Lapas Madiun, bukan wewenang saya untuk menjawab itu," ujarnya.
Saat ini, Polres Siodarjo telah mengirim anggotanya ke Lapas Madiun untuk mencari tahu siapa saja yang terlibat dalam home industri sabu ini. "Kami akan panggil otaknya itu untuk juga kami proses, sampai saat ini otak yang ada di Lapas Madiun hanya satu orang," katanya.
Marjuki menjelaskan modus yang digunakan oleh Bes dalam memproduksi sabu yaitu via telepon dengan otak yang ada di dalam lapas. Jika ada yang salah dalam pembuatan sabunya dari dalam Lapas Napi tersebut akan menghubungi Bes untuk menjelaskan kesalahannya.
Sementara untuk mencari pembeli Bessy dan Nat tidak ikut. Semuanya sudah diatur oleh napi yang ada di dalam lapas, sementara Bes hanya bertugas untuk memberikan barang tersebut kepada orang yang mengambil di tempat yang sudah di sepakati. "Dia bayarnya juga lewat rekening," ujarnya.
Kedua tersangka masih dalam tahap belajar dan belum pernah sukses, tetapi alat-alat dan bahan-bahannya sudah lengkap semua, sehingga rumah Bes bisa dikatakan sebagai Rumah Sabu, serta termasuk dalam jaringan pengedar dan pembuat sabu-sabu.
Kepala Badan Narkotika Nasional Jawa Timur, Iwan Ibrahim, mengatakan barang-barang yang digunakan oleh Bes untuk membuat sabu mudah didapat. Masyarakat diminta untuk jeli dan waspada terhadap orang-orang yang dicurigai mengedarkan dan memproduksi narkoba jenis sabu.
Iwan menduga ada pemindahan lokasi pengelolahan sabu dari daerah Jakarta ke daerah timur. Salah satunya dengan memproduksi sabu di rumah-rumah. "Sampai saat ini yang sangat rawan untuk dijadikan tempat pembuatan dan pengedarannya yaitu Surabaya dan Sidoarjo," ujarnya.
ARIEF RIZQI HIDAYAT
Terhangat:
EDSUS HUT Jakarta | Kenaikan Harga BBM | Rusuh KJRI Jeddah
Baca juga:
Soal Macet, Jokowi-Ahok Lupakan Hal Sederhana?
Jokowi Sebut BLSM dengan Balsem
Jokowi Ternyata Pernah Dagang di PRJ
Nilai Kinerja Transportasi Jokowi: Niat 8, Hasil 6