TEMPO.CO, Jakarta--Pengamat Tata Kota, Yayat Supriatna menyarankan Gubernur DKI Joko Widodo untuk lebih melibatkan stafnya saat turun ke lapangan. Yayat melihat, seringkali ketika Jokowi blusukan secara mendadak, staf dari dinas terkait tidak mendampingi.
Akibatnya, tak ada jaminan instruksi Jokowi soal kondisi lapangan langsung dikerjakan. Setelah blusukan, Jokowi harus memantau kerja stafnya untuk memastikan rencana dia langsung dijalankan. Dia menyebut, "Tidak semua orang bisa menerima gagasan cemerlang. Orang bisa terkaget-kaget."
Jika tidak ada monitoring kerja staf, Yayat khawatir blusukan Jokowi hanya jadi dramaturgi. "Ditampilkan di momen besar, tapi sesudah itu tidak diwujudkan."
Kurangnya keterlibatan staf dalam blusukan dibenarkan misalnya oleh Fakhrurrazi, Kepala Pengelolaan Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum. "Kalau Pak Jokowi blusukan, beliau enggak pernah ngajak-ngajak kami. Ada waktu ke mana, jalan sendiri." Hasil blusukan baru disampaikan dalam rapat keesokan harinya.
Razi sadar, Jokowi ingin tidak ada rekayasa kondisi lapangan dalam blusukan. "Beliau tidak mau lapangan diamankan dulu. Jelek ketangkep jelek." Namun, sisi negatifnya menurut dia, staf tidak bisa menjelaskan kondisi lapangan pada Jokowi. "Kami enggak ada di sana, enggak bisa jelaskan."
Seiring dengan itu, Yayat juga menyebut Jokowi perlu membuat forum khusus bersama staf dia. Gunanya, menyamakan pandangan dengan Jokowi soal langkah strategis maupun teknis. Tanpa forum ini, staf dikhawatirkan hanya meraba maksud Jokowi lewat pemberitaan media.
ATMI PERTIWI
Terhangat:
EDSUS HUT Jakarta | Kenaikan Harga BBM | Rusuh KJRI Jeddah
Baca juga:
Ahok Minta Relawan PMI Ada di Setiap RT
Wali Kota Solo Menolak Penyaluran BLSM
BLSM Paling Cepat Dibagikan Juni
Jokowi Tak Setuju BLSM, Ini Kata Mendagri