TEMPO.CO, Kupang - Ratusan mahasiswa di Kupang, Nusa Tenggara Timur menggelar aksi unjuk rasa di gedung Dewan Perwakilan Rakyat setempat menolak kenaikan harga bahan bakar minyak, Jumat, 21 Juni 2013. Mahasiswa juga menyerahkan celana dalam kepada anggota DPRD.
Dua kelompok pengunjuk rasa mendatangi gedung DPRD hampir bersamaan. Sebelumnya, mahasiswa yang tergabung dalam "Front Rakyat NTT Tolak Kenaikan Harga BBM" melakukan long march dengan cara berjalan mundur.
Mahasiswa membentangkan spanduk berisi penolakan terhadap kenaikan harga BBM. Selain itu, mahasiswa juga membakar poster yang mereka bawa di depan gedung DPRD. Pembakaran sempat memicu ketegangan, karena polisi yang berjaga melarang mahasiswa melakukan aksi bakar poster.
Koordinator lapangan pengunjuk rasa, Jovan Halle mengatakan aksi jalan mundur itu sebagai tanda bahwa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono bukannya maju, tapi justru mengalami kemunduran. "Ini bukan kemajuan, tapi kemunduran," kata Jovan.
Sembari berorasi, para mahasiswa ramai-ramai mendorong kendaraan roda dua yang ditulisi 'Bensin Habis'. "Kami tidak mampu beli BBM, makanya motor ini kami dorong," kata dia.
Mereka juga menyerahkan celana dalam sebagai simbol protes kepada pemerintah yang menaikan harga BBM. "Kami anggap mereka telanjang, sehingga kami serahkan celana dalam agar bisa dipakai," ujar Jovan.
Para pendemo diterima anggota DPRD NTT, Somie Pandie. Menurut dia, aspirasi mahasiswa termasuk celana dalam yang diserahkan ke DPRD NTT akan dilaporkan ke pimpinan untuk selanjutnya dikirim ke pemerintah pusat. "Saya akan koordinasi dengan pimpinan, dan melanjutkan aspirasi mahasiswa ke pemerintah pusat," katanya.
YOHANES SEO
Terhangat:
Evaluasi Jokowi | Kenaikan Harga BBM | Rusuh KJRI Jeddah
Berita Terkait
Hanura: Harga BBM Boleh Naik, Asalkan...
Spanduk Tolak Kenaikan BBM PKS Dicopot
Muhaimin: Yang Tolak BBM Naik, Tak Mengerti Masalah
Demokrat: Menteri PKS Lebih Baik Mundur
Istana: Ini Bukan Saat Tepat Provokasi Politik