TEMPO.CO, Jakarta- Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi menyatakan bakal membantu pemerintah dalam mengontrol pasokan dan distribusi barang kebutuhan pokok oleh anggota asosiasinya. Khususnya karena harga sejumlah kebutuhan pokok disinyalir melonjak sebelum kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan menjelang bulan puasa.
Menurut dia, kenaikan harga barang yang bisa ditoleransi menjelang perayaan Lebaran adalah 5 - 10 persen. "Kita akan kontrol para agen agar tidak ambil keuntungan terlalu besar dan berspekulasi, akan ada sanksinya di kita (bila terbukti)," ujar Sofjan, di sela-sela konferensi pers di Kantor Kementerian Perdagangan, Jumat, 21 Juni 2013.
Baca Juga:
Ia pun menghargai komitmen Menteri Perdagangan Gita Wirjawan untuk secepatnya menyikapi gejolak harga. "Kalau ada yang kurang kita akan infokan biar bisa impor secepatnya," ujarnya.
Saat ini, menurut Gita, stok beras, gula, minyak goreng, kedelai, jagung hingga daging ayam masih dijamin aman. Maka, ia menyatakan, masyarakat berhak komplain bila menemukan ada pedagang berulah dengan menaikkan harga komoditas tersebut di luar kewajaran. "Tapi komplain ke pedagangnya, bukan ke Menteri Perdagangan.”
Dukungan juga disampaikan oleh Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Suryo Bambang Sulisto. "Kami imbau agar para pengusaha menahan diri agar tidak menggunakan kesempatan kenaikan harga BBM ini untuk menaikkan harga secara tidak wajar," ujarnya.
Selain Apindo dan Kadin, dalam rapat tersebut juga hadir perwakilan dari Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Asosiasi Peternak Unggas Indonesia, Asosiasi Pengusaha Importir Daging Indonesia (Aspidi), dan beberapa asosiasi lain.
PINGIT ARIA