TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 5.342 anggota TNI Angkatan Darat unjuk diri mempertontonkan kemampuan bela dirinya di depan Kepala Staf Angkatan Darat, Jenderal Moeldoko di lapangan silang Monumen Nasional, Jakarta, Jumat, 21 Juni 2013.
Berpakaian dinas luar, mereka berbaris rapi membentuk barisan sepanjang lebih dari 300 meter."Saya ingin tahu sejauhmana keterlatihan kalian," kata Moeldoko dengan semangat.
Setelah aba-aba, ribuan tentara ini langsung berteriak sembari memasang kuda-kuda. Beragam gerakan beladiri militer campuran Taekwondo, Yongmoodo, Boxer, Karate, hingga Pencak Silat diperagakan bersama. Gerakan seragam ini terlihat semakin menarik ketika suara teriakan dan langkah sepatu 'boot' riuh terdengar. Dari jungkir-balik, pukul, gendang dan bantingan, berbuah tepuk tangan dari KSAD dan sejumlah Perwira Tinggi AD.
Acara itu semakin menarik ketika puluhan anggota Komando Pasukan Khusus memperagakan beladiri ekstrim, atau mirip kesenian asli Banten, Debus. Seorang prajurit berdiri telanjang dada, tiba-tiba dipukul kepalanya dengan sebatang tebu berdiameter 10 centimeter. 'Praakk' bunyi keras terdengar, sebatang tebu patah. Belum puas, lima lembar genting bata disiapkan. Kembali kepala pelontos anggota Kopassus jadi sasaran. Walhasil genting berhamburan, hancur diadu kepala.
Prajurit perempuan dari Kopassus tak mau ketinggalan beraksi 'gila'. Berbekal jari telunjuk tangan kanan, dia berhasil mematahkan tiga lempeng besi. Sontak, Jenderal Moeldoko pun tampak senang dan bertepuk tangan.
Atraksi berkelahi mirip film laga juga dipentaskan. Dua prajurit perempuan dikeroyok oleh enam prajurit laki-laki. Kedua prajurit wanita tampak perkasa memukul, menendang, memplintir, hingga membanting lawan.
Kepala Staf AD, Jenderal Moeldoko seusai latihan memberikan apresiasi dan pujian kepada prajuritnya. Dia meminta prajurit AD tak berhenti berlatih. Moeldoko juga meminta agar kemampuan beladiri prajurit tidak digunakan menyakiti rakyat."Prajurit TNI harus sopan dan santun kepada masyarakat, jika tidak ada hukumannya."
INDRA WIJAYA
Terhangat:
Evaluasi Jokowi | Kenaikan Harga BBM | Rusuh KJRI Jeddah
Berita Terkait
Hanura: Harga BBM Boleh Naik, Asalkan...
Spanduk Tolak Kenaikan BBM PKS Dicopot
Muhaimin: Yang Tolak BBM Naik, Tak Mengerti Masalah
Demokrat: Menteri PKS Lebih Baik Mundur
Istana: Ini Bukan Saat Tepat Provokasi Politik