TEMPO.CO, Jakarta -Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi di Kantor Pos Meruya Ilir, Jakarta Barat meminta penerima BLSM tak menggunakan kompensasi dari kenaikan harga bahan bakar minyak itu untuk membeli rokok. Nafsiah berharap penerima menggunakannya untuk membeli makanan bergizi dan kebutuhan lain yang mendesak. "Yang penting, jangan sampai dibelikan rokok ya," kata Nafsiah, Sabtu, 22 Juni 2013.
Menteri Nafsiah mengatakan itu kepada seorang warga penerima BLSM, Sugiman, 59 tahun di kantor pos itu. Menteri Nafsiah menanyakan kabar Sugiman yang dijawabnya baik. Nafsiah menanyakan mau diapakan uang yang, Sugiman terima. "Untuk beli beras, Bu," kata Sugiman.
Sugiman, 59 tahun, bersama cucunya Anissa Pujiastuti, 9 tahun, datang ke Kantor Pos Meruya Ilir, Jakarta Barat. Meski tertatih, raut wajahnya riang. Ditanya sebabnya, ia mengatakan akan menerima bantuan yang tak ingat apa namanya.
Bantuan yang dimaksud Sugiman merupakan Bantuan Langsung Sementara Masyarakat yang serentak dibagikan di 14 kota besar di Indonesia pada Sabtu, 22 Juni 2013. Bantuan ini merupakan kompensasi kenaikan harga bahan bakar minyak karena pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat telah mengumumkan kenaikan harga bahan bakar minyak yang didahului sidang paripurna yang menyetujui postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara-Perubahan.
Dalam APBN-Perubahan 2013, pemerintah mematok kenaikan harga untuk Premium dan solar masing-masing sebesar Rp 2.000 per liter dan Rp 1.000 per liter. Artinya, harga Premium akan menjadi sebesar Rp 6.500 per liter dan harga solar menjadi Rp 5.500 per liter.
Sugiman adalah warga di daerah Pemancingan, RT 02 RW 06, Srengseng, Jakarta Barat yang sehari-harinya bekerja sebagai petugas kebersihan di lingkungan tempat tinggalnya. Ia pun segera melapor ke meja petugas registrasi dengan menyodorkan Kartu Perlidungan Sosial miliknya dan menunggu giliran dipanggil sambil sesekali membungkuk ke arah Anissa demi mendengar celotehan cucunya itu.
LINDA HAIRANI