TEMPO.CO, Malang - Ketua Harian Dewan Pengurus Pusat Partai Demokrat Syariefuddin Hasan mengklaim pembagian Bantuan Langsung Sementara Masyarakat lebih baik dibandingkan sebelumnya. "Bagus. Semua rakyat berterima kasih BLSM karena memang dibutuhkan," kata Syarief disela acara Temu Karya Nasional Relawan Palang Merah Indonesia di Selorejo, Malang, Senin, 24 Juni 2013.
Terkait dengan adanya masyarakat miskin yang tidak menerima BLSM, Syarief tidak membantah. Namun, menurut dia, jumlahnya sangat sedikit dibanding dengan jumlah penerima sebanyak 15,5 juta Rumah Tangga Sasaran. "Kalau hanya satu-dua (tidak meneriwa BLSM), wajar. Rakyat kita kan banyak. Tapi lebih bagus dari sebelumnya," tuturnya.
Pemerintah akan terus fokus memantau pembagian BLSM agar dapat tepat sasaran. Selain itu, pergerakan harga bahan pokok juga akan terus dipantau. "Kami sekarang fokus pada pembagian BLSM dan pengendalian harga bahan makanan," ujarnya.
Sebelumnya, Juru bicara Kementerian Dalam Negeri, Restuardy Daud, mengatakan sekitar 2.000 kartu perlindungan sosial, instrumen pencairan BLSM, dikembalikan karena bermasalah. Menurut dia, kartu-kartu itu dikembalikan karena kesalahan alamat, perpindahan domisili, penulisan nama, dan penerima sudah meninggal.
Pemerintah menganggarkan dana BLSM sebagai kompensasi akibat kenaikkan harga bahan bakar (BBM) bersubsidi. Jumlah penerima sebanyak 15,5 juta rumah tangga sasaran. BLSM dibagikan secara bertahap mulai 22 Juni hingga 1 Juli. Pemerintah mengalokasikan Rp 9,32 triliun dengan besaran bantuan Rp 150 ribu per bulan selama empat bulan. Pembagiannya diadakan tiap dua bulan melalui kantor pos.
Soal ini, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa mengatakan dikembalikannya 2.000 kartu perlindungan sosial sebagai intrumen pencairan dana Bantuan Langsung Sementara Masyarakatyang dikembalikan karena bermasalah akan segera ditindaklanjuti. Ia juga menilai ribuan kartu yang bermasalah itu tak terlalu signifikan karena masih jauh lebih banyak kartu yang tidak bermasalah. "15,5 juta dibandingkan 2.000 itu berapa persen? Akan kita perbaiki itu," katanya.
Ia menuturkan proses penyaluran dana kompensasi akibat kenaikan harga BBM saat ini jauh lebih baik dibandingkan sebelum-sebelumnya. Kalau ada sedikit permasalahan, menurut dia, merupakan hal yang wajar. "Yang namanya 15,5 juta ini tentu saja ada human error, manusiawi, tidak ada unsur kesengajaan. Ya sudahlah, tidak usah diperbesar. Titik." tuturnya.
ANGGA SUKMA WIJAYA
Topik terhangat:
Ridwan Kamil | Razia Bobotoh Persib | Puncak HUT Jakarta | Penyaluran BLSM
Berita lainnya:
Hitung Cepat, Ridwan Kamil Jadi Wali Kota Bandung
Menang Pilkada Bandung, PKS: Masih Dipercaya Warga
Ini Sikap Persib Soal Penyerangan Bus Mereka
Farhat Abbas Kicau Foto Cium Bastian Coboy Junior