TEMPO.CO, Jakarta - Para sopir angkutan umum di Jakarta sudah menaikkan tarifnya setelah kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) resmi diumumkan. Perbedaan selisih tarif lama dan tarif baru saat ini tidak sama di antara supir-supir angkutan umum. Namun mereka rata-rata menaikkan tarif sekitar Rp 500 hingga Rp 1000.
"Tergatung jaraknya, kalau dekat tambah Rp 500, kalau jauh tarif sekarang Rp 4000, dulu Rp 3000," kata John Simarmata, 50 tahun, Sopir mikrolet saat ditemui di Terminal Kampung Melayu, Senin 24 Juni 2013.
John yang beroperasi di trayek Kampung Melayu - Senen ini, mengaku terpaksa menaikkan tarifnya walaupun belum ada ketetapan resmi dari pemerintah soal kenaikan tarif angkutan umum. "Buat mengimbangi pengeluaran. Ingat harga BBM naik, spontanitas aja naik," ujar John.
Hal yang sama juga dilakukan Siagian, 50 tahun, Sopir mikrolet 01A. Siagian menaikkan tarif sama seperti John. Untuk jarak dekat tarif naik Rp 500, untuk jarak jauh tarif naik Rp 1000.
Sopir angkutan umum jenis kopaja pun menaikkan tarif. Dari tarif lama Rp. 2000, sekarang menjadi Rp.2500. Soleh, 52 tahun, Sopir kopaja 612 ikut memasang tarif baru untuk mengikuti perubahan harga bahan bakar solar yang dia gunakan sehari-hari.
Seperti berita sebelumnya, DKI Jakarta berencana mengumumkan kenaikan tarif angkutan umum pasca pengumuman kenaikan harga bahan bakar minyak. Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo terlebih dahulu akan membahas kelanjutan perhitungan tarif angkutan umum itu bersama Organisasi Angkutan Darat (Organda). "Mungkin Senin atau Selasa kami bertemu lagi, dan penentuannya dua hari kemudian," kata Jokowi, Sabtu, 22 Juni 2013.
Tarif baru angkutan itu dihitung berdasarkan pengaruh kenaikan harga bahan bakar minyak yang diumumkan Jumat malam lalu. Beberapa komponen yang mempengaruhi kenaikan tarif, termasuk kenaikan harga suku cadang, oli, dan berbagai keperluan lain.
Ketua Organda DKI Jakarta, Soedirman meminta Jokowi mengizinkan sopir menaikkan tarif lebih dulu sebelum tarif baru disetujui oleh DPRD. "Paling hanya naik Rp 500 sampai Rp 1.000, kalaupun nanti pemerintah menentukan lebih murah kami akan menyesuaikan," kata dia, kemarin.
ALI AKHMAD