TEMPO.CO, Jakarta- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa menyatakan proses akuisisi PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) dari perusahaan Jepang, Nippon Asahan Aluminium Co. Ltd (NAA) akan sesuai dengan rencana yang selesai pada bulan oktober.
"Dari pembicaraan dengan NAA, terlihat bahwa ada kesepakatan untuk mengalihkannya pada Oktober ke Indonesia. Kita pun sudah mempersiapkan itu. Semuanya on track," kata Hatta usai rapat koordinasi akuisisi Inalum di kantor Kemenko Perekonomian, Senin, 24 Juni 2014.
Ia menuturkan pemerintah menyiapkan dana sebesar Rp 7 triliun untuk mengambil alih sisa aset NAA sebesar 58 persen, dengan begitu Indonesia akan menjadi pemilik tunggal perusahaan aluminium tersebut. Sebelumnya, negosiasi antara Jepang-Indonesia itu berlangsung alot karena perbedaan dalam memandang nilai aset.
Perbedaan penilaian asset itu terlihat dari hasil audit Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dengan Jepang yang berbeda sekitar US$ 140 juta. "Perbedaan terhadap nilai itu akan diselesaikan dan dibicarakan pada tanggal 3 juli ini," kata Hatta.
Setelah proses akuisisi selesai, menurut dia, pemerintah berencana mengembangkan kawasan industri berbasis bauksit di Sumatera yang nanti keseluruhan hasil olahan setengah jadi bauksit dari hulunya yang terdapat di Kalimantan dikirim ke Inalum untuk diproses menjadi berbagai macam produk. "Bauksit nanti akan diolah smelter, smelter masuknya ke situ. Kapasitasnya akan ditingkatkan dan akan dikelola oleh BUMN kita," ujarnya.
Pemerintah, kata dia, menginginkan proses pengolahan bauksit tidak hanya terhenti pada smelter namun hingga ke hilirnya sehingga diharapkan akan tumbuh industri-industri baru pengolahan aluminium. Dengan demikian, pemerintah akan menghentikan ekspor bauksit ke Cina. "Cadangan bauksit kita itu miliaran ton, sekarang ini kita mengekspor ke Cina 40 juta ton per tahun. Tahun 2014 kita stop itu," ucapnya.
Selama ini, kata Hatta, impor hilir aluminium seperti rak-rak buku, rangka kusen, tranmisi, volume impornya besar sekali dan diperkirakan ke depan semuanya akan terus meningkat. Dengan cadangan bauksit yang melimpah, nantinya Indonesia bisa memproduksi sendiri sehingga akan memperkecil kuota impor dan bisa menghemat devisa negara.
LINDA TRIANITA
Baca juga:
Jokowi Setujui Tiang Monorel Dirias Bunga
AJI: Identitas Korban Pemerkosaan Harus Dilindungi
Siswa Penerima KJP: Beli Seragam dan Sepatu Baru
Hashim Audit Taman Margasatwa Ragunan
Polisi Usut Perusakan Bus Persib