TEMPO.CO, Jakarta -Indonesia dinilai bisa memecahkan dominasi Cina dalam kejuaraan badminton. Legenda bulutangkis Indonesia, Icuk Sugiarto, mengatakan kemenangan Indonesia dengan meraih tiga gelar di Singapura Open bisa menjadi momentum kebangkitan.
"Terakhir kali Indonesia memenangi tiga gelar itu pada 2001," kata Icuk, Senin, 24 Juni 2013. Setelah itu, kata Icuk, tim Indonesia hanya mampu meraih rata-rata dua gelar dalam perhelatan superseries.
Wakil Ketua KONI Jakarta ini mengatakan paceklik gelar itu tidak hanya dialami oleh Indonesia saja. Tetapi, kata dia, Korea Selatan dan Malaysia juga tampak sulit meruntuhkan dominasi Cina.
Menurut Icuk, Korea saat ini masih terpaku kepada sektor ganda putra, yaitu Ko Sung Hyun/Lee Yong Dae. Sedangkan Malaysia terlihat mendominasi di nomor tunggal putra dengan andalannya Lee Chong Wei. "Padahal kalau dari sisi usia, Lee sudah tua. Sedangkan dia masih menargetkan ingin bermain di Olimpiade nanti," ia menuturkan.
Namun sekarang, kata Icuk, Indonesia memiliki peluang besar untuk berbicara di World Championship nanti di Cina. Hal utama yang menjadi catatan dari kemenangan di Singapura Open adalah membangun mental dan kepercayaan diri para pemain. Poinnya adalah pemain Cina bisa dikalahkan, kata dia.
Sebab, menurut dia, tidak sedikit pemain yang menganggap dominasi Cina sulit dipecahkan. Anggapan ini kerap muncul pada benak pemain-pemain muda yang baru merintis di kejuaraan superseries. Sebelumnya, Icuk menilai Tommy Sugiarto anaknya memiliki persoalan seperti itu. " Tapi setelah memenangi Singapura Open saya optimistis dia (Tommy) bisa terus meningkat penampilannya," ujar Icuk.
Seperti diberitakan, Indonesia berhasil meraih tiga gelar dalam Singapura Open. Ketiga gelar itu berasal dari tunggal putra, Tommy Sugiarto, ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, dan ganda putra Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan.
Tommy, putra Icuk Sugiarto menaklukkan pemain unggulan kelima Boonsak Ponsana dari Thailand dengan skor 20-22, 21-5, dan 21-17. Sementara Tontowi/Liliyana mengatasi Yoo Yeon Seong/Eom Hye Won dari Korea dengan dua game langsung 21-12, 21-12. Lalu Ahsan/Hendra menaklukkan pasangan nomor satu dunia, Ko Sung Hyun/Lee Yong Dae dengan dua game.
ADITYA BUDIMAN
Topik Terhangat
Razia Bobotoh Persib | Puncak HUT Jakarta | Penyaluran BLSM
Baca Juga:
Faktor Pemenang Ridwan Kamil di Pilkada Bandung
4 Sebab Popularitas Jokowi Melebihi Prabowo & Mega
Penumpang Mobil Pelat B Tewas Dilempar Batu
Arsenal Sodorkan Kontrak Kepada 'Tukang Pos'
Luthfi Beli Mobil dan Rumah Rp 1 Miliar dari Hilmi