TEMPO.CO, Depok - Dua hari setelah kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi, sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Depok sepi dari kendaraan yang mengisi. Tidak seperti biasanya, sepanjang hari Ahad, SPBU yang berada di Jalan Protokol Margonda Raya sangat lengang. Hanya beberapa kendaraan saja yang terlihat mengisi premium.
"Memang menurun drastis. Kemarin Sabtu, 22 Juni 2013 saja penjualannya turun sebanyak 4 ribu kilo liter," kata Pengawas di SPBU 34-16406 Jalan Margonda Raya, Albi Silalahi ditemui di kantor SPBU tersebut, Minggu, 23 Juni 2013.
Setiap hari SPBU ini mampu menjual 16 hingga 17 ribu kilo liter premium dengan stok mencapai 32 ribu kilo liter. Penjualan sempat naik setelah pemerintah mengumumkan bensin naik pada pukul 00.00, Sabtu 22 Juni 2013. Pada Jumat malam, kendaraan yang mengisi premium mengular di jalan Margonda Raya. "Penjualan hari itu naik dratis sampai 25 ribu kilo liter," katanya.
Namun, setelah masuk pukul 00.00, kendaraan yang mengantri langsung kosong. Kalau pun ada yang bertahan, mereka hanya mengisi sekadarnya saja. Akhirnya, premium yang terjual di sepanjang hari Sabtu kemarin hanya 12 ribu kilo liter. "Kemungkinannya karena sudah banyak yang mengisi penuh malam itu," kata dia.
Albi mengatakan, stok masih aman, namun penjualan masih terlihat sangat sepi. Menurut dia, penurunan penjualan dua hari belum bisa dijadikan patokan. Soalnya, jika konsumen telah mengisi penuh Premium pada Jumat lalu, mereka baru akan mengisi lagi minimal satu pekan setelahnya. "Paling satu minggu lagi baru kelihatan penurunan atau peningkatan penjualan," katanya.
Kondisi serupa juga terjadi pada SPBU 34-6402 jalan Margonda Raya. Tidak terlihat lagi kendaraan yang mengantri, padahal hampir setiap hari kendaraan di sana mengantri. "Iya dari kemarin sepi, jarang yang isi," kata pengawas SPBU tersebut, Agus Setiawan. Setiap hari SPBU ini memiliki stok sebesar 32 ribu kilo liter.
Menurut Agus, penurunan bisa mencapai sepertiga dari jumlah penjualan biasanya. Sebelum BBM naik, penjualan di SPBU ini mencapai 20 ribu kilo liter. "Kalau berapa jumlah pasti penguran penjualan kemarin saya tidak tahu, takut salah, karena datanya sudah di pihak Management," kata dia. (Baca: Tarif Transportasi Disepakati Naik 15 Persen)
Senada dengan Albi, Agus mempersepsikan pengurangan penjualan kemarin lantaran para pelanggan sudah mengisi penuh kendaraannya. Soalnya, pada malam menjelang kenaikan, mereka membiarkan semua jenis kendaraan untuk mengisi semau mereka, asal tangki kendaraannya masih muat. "Paling seminggu lagi baru ramai, apalagi hari libur gini banyak yang enggak pakai kendaraannya."
ILHAM TIRTA
Berita Lainnya:
Tarif Transportasi Disepakati Naik 15 Persen
Jokowi Kecewa The Jak Lempari Bus Persib
4 Sebab Popularitas Jokowi Melebihi Prabowo & Mega
Plus-Minus Jokowi Jadi Capres 2014
Kepemimpinan Jokowi, Prinsip tanpa Konfrontatif