TEMPO.CO, Jakarta - Menyebut nama Robby Tumewu tak hanya mengenal dirinya sebagai perancang busana semata. Pria berkulit putih kelahiran Bandung, 4 Desember 1953 ini juga dikenal aktif di dunia hiburan. Sejak awal tahun 90an nama Robby melambung sebagai pelawak, pemain sinetron dan film.
Sebelum dikenal di bidang hiburan, sejak kecil Robby pintar menggambar dan suka membuat sketsa busana. Hobi lainnya suka mennyanyi dan senang bermain drama. Meski Robby bukan dari keluarga seni, ayahnya pensiunan karyawan di pabrik senjata Pindad, Bandung dan ibunya guru bahasa Jerman, tidak menyurutkan semangat Robby untuk berkarier di bidang mode yang awalnya sempat mendapat tentangan dari ibunya, Emmy Tumewu.
Sang ibu menginginkan anaknya meniti karier di bidang perhotelan yang menjanjikan lebih banyak penghasilan. Alhasil Robby pun sempat kuliah di perhotelan dan bekerja sebagai trainee di Hyaat Hotel Ambassador pada 1974. Namun keinginan untuk menjadi desainer begitu kuat.
Sehingga Robby bersama teman-temannya mendirikan kelompok yang diberi nama Aranea. Mereka sering mengadakan fashion show. Peragaan busana yang pertama diikuti Robby di tahun 1973. Modalnya didapat dari menyisihkan honor membuat sketsa yang dimuat di koran dan majalah. Debut peragaannya mendapat sambutan hangat dan order pun berdatangan.
Kemudian Robby menjadi asisten perancang Henry Passage di Bandung pada tahun 1976. Setelah mendapat pengalaman cukup, ia membuka usaha kecil-kecilan dengan membeli sendiri bahannya, kemudian merancang dan menjahitnya. Robby yang ingin memajukan kariernya hijrah ke Jakarta.
Di Jakarta, Robby sempat berkenalan dan menjadi "murid" Prajudi. Sejak itulah karir sebagai perancang terbuka hingga sukses dan mendapat kepercayaan dan kehormatan menjadi wakil Indonesia dalam berbagai event dan peragaan busana di manca negara.
Adapun keterlibatan Robby dalam dunia peran bermula dari Teater Koma. Kala itu ia mendapat kepercayaan menata busana untuk pertunjukan Teater Koma pimpinan N. Riantiarno, dan dia ikut bermain dalam peran tambahan. Namun latihan yang memakan waktu dua bulan lebih membuat Robby kapok.
Kesempatan datang saat Harry 'Bo'im' de Fretes mengajak bergabung dengan Lenong Rumpi di tahun 1990. Setelah itu, Robby sering kali membintangi serial yang bertema komedi seperti Keluarga Van Danoe, Flamboyan 108, Cepot dan Copet Kepepet, dan Oke-Oke Bos.
Tak hanya sinetron, Robby juga turut membintangi beberapa film, antara lain Ca Bau Kan (2002) berperan sebagai Tio Bun Yak, musuh Tan Peng Liang yang diperankan oleh Ferry Salim. Pada tahun 2005, Robby turut membintangi Gie (2005) sebagai ayah Soe Hok Gie yang bernama Soe Lie Piet alias Salam Sutrawan, seorang wartawan yang terlupakan, serta film garapan Sekar Ayu Asmara berjudul Belahan Jiwa (2005). "Om Robby menjadi panutan bagi kami karena begitu luar biasa," kata Andre keponakan Robby pada hari Minggu sore, 23 Juni 2013 yang dihubungi melalui telepon.
Mewakili pihak keluarga dia mengatakan, "Terima Kasih banyak untuk semua, sahabat yang memberikan perhatian, dukungan dan bantuan. Tolong fan mohon doanya untuk Om Robby mudah-mudahan segera membaik," ucap Andre penuh harap.
HADRIANI P
Topik terhangat:
Ridwan Kamil | Razia Bobotoh Persib | Puncak HUT Jakarta | Penyaluran BLSM
Berita lainnya:
Hitung Cepat, Ridwan Kamil Jadi Wali Kota Bandung
Menang Pilkada Bandung, PKS: Masih Dipercaya Warga
Ini Sikap Persib Soal Penyerangan Bus Mereka
Farhat Abbas Kicau Foto Cium Bastian Coboy Junior