TEMPO.CO, Surabaya-Bakal calon gubernur Jawa Timur petahana Soekarwo enggan menanggapi isu suap yang diterima Ketua Komisi Pemilihan Umum Daerah Jawa Timur Andry Dewanto Ahmad. Soekarwo meminta agar pertanyaan itu ditujukan kepada KPUD Jawa Timur.
"Tanya sama KPUD saja," kata Soekarwo saat dicegat Tempo sebelum menjadi pembicara "Seminar Pemikiran Soekarno" di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya, Rabu, 26 Juni 2013.
Isu suap melanda KPUD Jawa Timur. Ketuanya, Andry Dewanto Ahmad, disebut-sebut menerima uang Rp 3 miliar dari seseorang berinisial D, yang saat itu menjabat sebagai ketua Dewan Pimpinan Wilayah Partai Kedaulatan (PK) Jawa Timur. Suap dilakukan untuk memuluskan langkah Sekretaris Jenderal PK mendukung Soekarwo-Saifullah Yusuf (KarSa). Pernyataan ini terungkap dalam rekaman telepon seluler milik Ketua Umum PK, Denny M. Cillah.
Seperti diketahui, terdapat dualisme kepengurusan di kubu PK. Ini berakibat pada dukungan ganda yang diberikan partai tersebut kepada bakal pasangan calon gubernur-wakil gubernur KarSa dan Khofifah Indar Parawansa-Herman Surjadi Sumawiredja. Ketua Umum PK Denny M. Cillah mendukung Khofifah-Herman Suryadi Sumawiredja, sedangkan Sekjen PK Restianrick Bachsjirun berpihak pada KarSa.
Andry sendiri membantah tudingan itu. Bahkan, ia menyindir jika uang Rp 3 miliar itu terlalu sedikit untuk menyuap Komisioner KPU Jawa Timur yang berjumlah 5 orang."Standarnya itu Rp 5 miliar. Kalau 3 M tidak cukup dibagi-bagi." ujarnya.
Rekaman suara yang menjadi sumber tudingan belum bisa dibuktikan kebenarannya. Lantaran pembicaraannya tidak terdengar jelas. Sementara itu, Ketua mapun Sekretaris PK belum bisa dimintai tanggapan terkait isu ini. Telepon selulernya non aktif selama beberapa hari terakhir. Adapun komisioner KPUD lainnya akan mempertanyakan dugaan suap itu kepada Andry pada rapat pleno yang digelar 8-14 Juli 2013 mendatang.
AGITA SUKMA LISTYANTI