TEMPO.CO, Xinjiang - Kerusuhan meledak di kawasan Xinjiang, Cina, menewaskan sedikitnya 27 orang. Demikian kabar dari media milik pemerintah, Rabu, 26 Juni 2013.
Menurut media pemerintah itu, insiden mematikan terjadi di daerah yang diawasi polisi, Turban, pada Rabu dini hari waktu setempat, 26 Juni 2013. Turban merupakan kawasan terpencil di Lukqun, berjarak sekitar 200 kilometer sebelah timur laut ibu kota Urumqi.
Polisi, tulis kantor berita Xinhua, terpaksa melepaskaan tembakan setelah para perusuh menghunus belati guna menyerang kantor kepolisian dan gedung pemerintah lokal. Xinhua melanjutkan, kekerasan sporadis pecah di Xinjiang, kawasan yang menjadi ajang ketegangan antara penduduk muslim Uighur dengan komunitas Cina suku bangsa Han.
"Tujuh belas orang tewas, sebelumnya polisi menembak mati 10 perusuh," tulis kantor berita Xinhua, Rabu, 26 Juni 2013.
Di antara para korban terdiri dari sembilan petugas keamanan dan delapan penduduk sipil. "Sebelumnya polisi menembak mati 10 perusuh." Sedikitnya tiga orang cedera, mereka dilarikan ke rumah sakit.
Insiden kekerasan terakhir di kawasan ini berlangsung pada April 2013 yang memakan 21 korban tewas. Aksi mematikan di daerah ini terjadi sejak Juli 2009 ketika sekitar 200 orang dari kaum Uighur mati akibat kerusuhan di ibu kota Xinjiang, Urumqi, yang melibatkan suku bangsa Han dengan komunitas Uighur.
Warga Uighur berjumlah 45 persen dari seluruh populasi di Xinjiang. Mereka beragama Islam keturunan Turki dan mengaku Xinjiang sebagai tanah kelahirannya. Menurutnya selama ini (pemerintah) Cina meminggirkan mereka, membatasi ruang gerak kebudayaan, termasuk penggunaan bahasa, dan beribadah. Hal tersebut dibantah oleh pemerintah seraya mengatakan bahwa Cina memberikan kebebasan kepada mereka.
Dalam kerusuhan mematikan, Cina menuduh ada sekelompok orang bersenjata dari suku bangsa Uighur yang memiliki hubungan dengan kelompok bersenjata di Asia Tengah dan Pakistan melakukan serangan dengan tujuan mendirikan negara merdeka Turki Timur. Otoritas Cina acap kali mendakwa insiden kekerasan di Xinjiang disulut oleh semangat kaum ekstrimis Uighur. Sebaliknya tuduhan itu dibantah oleh para aktivis Uighur.
AL JAZEERA | BBC | CHOIRUL
Terhangat:
Ridwan Kamil| Razia Bobotoh Persib| Puncak HUT Jakarta| Penyaluran BLSM| Ribut Kabut Asap
Baca Juga:
Ada Caleg Bekas Model Porno dan Temperamental
Ayi Vivananda Bakal Gugat Hasil Pilkada Bandung
Soal Asap, SBY Sesalkan Komentar Anak Buahnya
Pernikahan Darin-Luthfi Tak Tercatat di KUA
Alasan Darin Mumtazah Mangkir dari Panggilan KPK
Gadis Berwajah Nenek-nenek Ini Jalani Operasi