TEMPO.CO, Jakarta - Untuk meredam kenaikan harga cabai, pemerintah akan membuka keran impor cabai mulai Juli mendatang. Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Bachrul Chairi menyatakan, alokasi impor cabai rawit untuk semester II 2013 adalah 10 ribu ton.
Impor sebesar itu, kata Bachrul, sesuai dengan Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH) yang dikeluarkan Kementerian Pertanian. Pertimbangannya, pemerintah melihat minimnya panen cabai hingga penghujung tahun ini. "Dari sisi kebijakan harus dilakukan untuk kepentingan harga," kata Bachrul, di Jakarta, Kamis 27 Juni 2013.
Hal tersebut berbeda dengan yang terjadi pada paruh pertama tahun ini, ketika ada wilayah yang bisa memasok cabai sehingga pemerintah tidak membuka impor.
Untuk menjaga agar harga cabai di pasar tak terlalu jatuh sehingga berdampak buruk pada petani, pintu masuk cabai dibatasi hanya di pelabuhan luar Jawa. "Yang penting adalah kepentingan petani dan keseimbangan cabai sehingga tidak terbentuk inflasi," katanya.
Pada saat Menteri Perdagangan Gita Wirjawan memantau harga pangan di Pasar Tebet Barat, harga cabai memang telah naik tinggi. Dibandingkan sepekan lalu, sebelum kenaikan harga bahan bakar minyak, harga cabai rawit merah sudah naik 42,86 persen dari Rp 35 ribu ke Rp 50 ribu per kilogram.
Gita berjanji akan memantau perkembangan pasokan dan harga bahan pokok agar bisa intervensi bila diperlukan. "Ini merupakan komitmen pemerintah untuk secara intensif memantau perkembangan harga dan pasokan kebutuhan pokok di pasar sehubungan dua momentum penting yaitu penyesuaian harga BBM serta menjelang bulan puasa dan Lebaran 2013 yang tak lama lagi," kata Gita.
PINGIT ARIA
Topik terhangat:
Ribut Kabut Asap | PKS Didepak? | Persija vs Persib | Penyaluran BLSM
Bisnis Terpopuler
Bumi Plc Minta Rosan Ganti Aset Berau Rp 1,71 T
Arus Mudik, Simpang Gentong Akan Dioptimalkan
Pemilik SCTV Akan Akuisisi 2 Perusahaan Tahun Ini
BBM Naik, Masyarakat Kurangi Pembelian Rokok
Lima Bandara Terpadat Saat Mudik