TEMPO.CO, Lampung - Direktur Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Jember, Teguh Wahyudi, menyatakan produksi kopi Indonesia masih kalah dengan Vietnam. Penyebabnya, pertama, belum menggunakan bibit unggul kopi secara intensif dan merata. "Masih belum menyeluruh di Indonesia," kata dia sebelum penandatangan Memorium of Understanding (MoU) dengan Nestle dalam pengembangan produksi kopi di Indonesia hingga 2016 yang diteken di Lampung, kemarin, Rabu, 26 Juni 2013. (Baca: Nescafe Hibahkan 18 Ribu Bibit Kopi ke Petani)
Kedua, masih kurang terampilnya para petani lantaran kurang maksimalnya penyuluhan yang diberikan oleh para perangkat pemerintah daerah. Teguh menyatakan, dalam hal ini mestinya pemerintah daerah yang bergerak aktif dalam membantu petani. "Jika tidak, petaninya yang kesusahan," ujar dia.
Ketiga, kurangnya dukungan pemerintah, khususnya pemerintah daerah. Mahalnya harga pupuk membuat kualitas dan produksi petani Indonesia tidak bisa maksimal. "Idealnya pemerintah memberikan subsidi pupuk," ujarnya.
Keempat, teknologi yang kurang memadai. Menurut Teguh, Vietnam telah memiliki teknologi yang lebih canggih dibandingkan Indonesia.
Pada Selasa, 25 Juni 2013 lalu, Menteri Perindustrian MS Hidayat mengungkapkan tiga aspek permasalahan dalam menghadapi industri kopi nasional yang sering ditemui oleh para pelaku usaha lokal. "Bahan baku, produksi, dan pasar," kata dia pada pembukaan Seminar dan Pameran Kopi Nusantara 2013 di Plasa Pameran Kementerian Perindustrian.
Pada aspek bahan baku, kata Hidayat, produksinya saat ini cenderung masih stagnan, belum ada inovasi baru yang dikembangkan. Selain itu, sering terjadi perebutan bahan baku antara perusahaan lokal dan eksportir asing. "Maka itu, kami akan jaga para pelaku usaha lokal," ujar dia.
AMRI MAHBUB
Berita Lainnya:
Nescafe Hibahkan 18 Ribu Bibit Kopi ke Petani
Jelang KTT APEC, AirAsia Akan Alihkan Penerbangan
Harga Emas Antam Anjlok Rp 5.000 per Gram
SBY: Berita Asap Media Singapura Berlebihan