TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Kepolisian Daerah Metro Jakarta Raya Komisaris Besar Rikwanto mengatakan pelaku pencurian dinamit dari sebuah truk diduga merupakan komplotan bajing loncat. "Pelakunya diduga merupakan komplotan bajing loncat," ujarnya di Polda Metro Jaya, Sabtu 29 Juni 2013.
Rikwanto mengatakan, dugaan itu muncul berdasarkan analisis robekan terpal yang ada di truk yang mengangkut dinamit itu. Robekan terpal tersebut menunjukkan dinamit dicuri pada dari bagian belakang truk tersebut. "Robekannya itu ada di paling belakang, jadi kemungkinan kuat pelakunya bajing loncat," katanya.
Kondisi bagian belakang terpal yang sudah tidak rapi diduga kuat akibat bajing loncat itu sempat menduduki terpal sebelum menyobeknya. "Jadi memang seperti digunakan untuk duduk dulu di bagian belalang tersebut," ujar dia.
Polisi hingga kini masih terus mengejar pelaku yang mencuri 250 dinamit siap ledak tersebut. Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror pun dikerahkan. Kamis 26 Juni 2013, 250 buah dinamit milik Batu Sarana Persada dinyatakan hilang. Dinamit diduga raib saat dalam perjalanan dari distributor PT Multi Nitrotama Kimia di Subang menuju gudang milik Batu Sarana Persada di Bogor.
Dinamit dikirim bersama bahan peledak lainnya, antara lain 30 ribu kilogram amonium nitrat, 2.000 kilogram dinamit, dan 4.000 detonator listrik dalam empat truk. Setelah tiba di Bogor, dua dus dinamit tanpa detonator yang berada di truk paling belakang ternyata tidak ada di tempat.
DIMAS SIREGAR
Berita Lainnya:
Mun'im Blakblakan Soal Kematian Munir dan Sukarno
Maradona Rombak Jadwal di Indonesia
Maradona: Jangan Campur Sepak Bola dengan Politik
Bobotoh Persib Bagi Bunga ke Mobil Plat B
Inilah Wanita yang Membantu Snowden Melarikan Diri
Cavani Sepakat Tawaran Rp 108 Miliar dari Chelsea