TEMPO.CO, Jakarta - Dua siklon tropis yang terjadi di sebelah utara garis khatulistiwa, yakni Bebinca dan Leepi sudah mulai melemah. Akibatnya, massa uap air dan udara yang mengandung asap dari wilayah Indonesia yang terbawa ke arah utara, melewati Singapura dan Malaysia mulai berkurang.
Hal itu disampaikan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho lewat sambungan telepon pada Minggu, 30 Juni 2013. “Singapura tidak akan terselimuti kabut asap lagi,” ujarnya.
Fenomena klimatologi yang terbentuk pada pertengahan Juni ini menyebabkan anomali cuaca di negara-negara di sekitar garis khatulistiwa. Di Indonesia, kedua siklon ini mengubah arah angin. Normalnya arah angin bertiup dari timur ke barat, namun siklon tropis ini menarik angin dari barat menuju timur dan bergerak ke utara, melewati Singapura dan Malaysia. Akibatnya, asap yang bersumber dari kebakaran hutan dan lahan di Indonesia terbawa hingga kedua negara itu terselimuti kabut polusi. Usia fenomena cuaca ini bertahan sekitar 10 hari, saat ini baik siklon tropis Bebinca atau Leepi sudah mulai melemah.
Meski demikian, kata Sutopo, saat ini ada siklon tropis baru yang terbentuk di wilayah daratan Filipina. “Siklon tropis baru ini bernama Rumbia,” ujarnya. Efek dari siklon tropis ini sama, yakni menarik massa udara dan uap air dari wilayah Indonesia, arahnya menuju timur laut. Namun, dia menjelaskan, karena sekarang titik kebakaran hutan dan lahan yang tersisa hanya ada di wilayah Riau Utara, maka asapnya tidak akan terbawa hingga Singapura. “Mungkin sebagian wilayah Malaysia yang berada di utara Pulau Kalimantan masih terdampak asap, tapi tidak akan setebal sebelumnya,” kata dia.
Dampak positif dari terbentuknya siklon tropis Rumbia adalah terjadinya belokan arah angin yang sangat tajam di wilayah Riau. Belokan arah angin ini, ujarnya, berefek pada berkumpulnya awan di titik-titik belokan tersebut. “Kalau awan banyak terkumpul, maka hujan buatan bisa lebih mudah dilakukan,” ucap Sutopo. Hujan buatan masih akan terus diupayakan untuk turun di wilayah Riau. Saat ini masih ada belasan titik api yang mayoritas terbentuk di lahan gambut yang hanya bisa dipadamkan melalui pengeboman air lewat udara, atau hujan.
PRAGA UTAMA
Topik Terhangat
Ribut Kabut Asap |PKS Didepak?| Persija vs Persib |Penyaluran BLSM |Eksekutor Cebongan
Baca Juga:
Diego Maradona Emoh Tampil di Dahsyat
Ini Wasit Final Piala Konfederasi 2013
Jokowi dan Megawati Terpukau dengan Ariah
Maradona Rombak Jadwal di Indonesia
Maradona: Jangan Campur Sepak Bola dengan Politik